Koperasi Merah Putih dan Asta Cita

307 Koperasi Merah Putih Terbentuk di Ponorogo, Bupati Kang Giri: Kami Atur untuk Tak Berbenturan

Akhir Juli lalu tepatnya 21 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan Koperasi Merah Putih.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: irwan sy
Pramita Kusumaningrum/TribunJatim.com
GROUNDBREAKING - Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno saat pelatakan batu pertama pembangunan Gerai Koperasi Merah Putih di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jatim, Jumat (17/10/2025). Di Bumi Reog sudah terbentuk 307 Koperasi Merah Putih. 

Bupati Ponorogo dua periode ini mengaku memang pasca didirikan sampai akhir Oktober, belum diketahui secara detail berapa tenaga kerja terserap.

“Saya belum-belum lihat detail ya. Tapi kalau ke depan sudah bisa berdiri dan mungkin setahun lah , saya minta waktu setahun lah. Kalau hari ini kan kita tidak bisa ngomong, barangkali kan karena koperasi belum bisa maju,” tambahnya.

Pun apakah nanti Koperasi Merah Putih mampu menggaji karyawan atau tidak.

Kang Giri mengklaim bisa menyebutkan saat ini.

Berbeda jika Koperasi Merah Putih sudah mulai berjalan.

“Saya belum bisa ngomong kalau sudah tumbuh nanti baru kemudian bisa dihitung. Berapa selerinya, berapa untungnya berapa kebutuhan,” ucapnya.

Akan tetapi, Kang Giri menyatakan bahwa 2026 seluruh Koperasi Merah Putih yang telah berdiri harus sudah mulai bagus bisnisnya.

“Tahun depan 2026 harus sudah semuanya harus sudah bagus bisnisnya, maka tidak gampang memang akan tetapi juga tidak boleh patah arang kita harus jalankan terus karena membina 1 saja susah apalagi membina 307 dalam waktu yang serentak dibutuhkan keuletan dibutuhkan kecerdasan dan dibutuhkan kerjasama semua pihak” katanya.

Kang Giri menyatakan saat ini Disperdagkum juga berkomunikasi dengan berbagai kementerian.

Beberapa waktu lalu Badan Pangan Nasional (Bapanas) maupun Kementerian Koperasi telah ke Ponorogo.

Untuk kiat sukses, Kang Giri menyatakan bahwa Koperasi adalah soko guru.

“Koperasi adalah Soko Guru to nduk. Sesungguhnya koperasi ini kan model ekonomi kerakyatan yang tangguh banget dari anggota untuk anggota dibesarkan oleh anggota maka rasa memiliki itu harus ada ditanamkan di tiap-tiap pengurus. Rasa memiliki ditanamkan ke tiap anggota maka kemudian misalnya koperasi yang sembako misalnya. Ya sudah anggota dan pengurus beli sembako. Ada rasa memiliki yang kuat nah untuk melawan kapitalis mengimbangi kapitalis, maka dengan ideologi keraktan dari itu koperasi kalau koperasi tumbuh dan kesadaran muncul, maka selesai semua persoalan,” pungkasnya.

Sumber: Surya
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved