Di Bawah Koperasi Merah Putih, Gapuro Kafe & Resort Sidomulyo Jember Raup Rp 120 Juta per Bulan

Ringkasan Berita:

• Gapuro Kafe & Resort di bawah naungan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sidomulyo, Jember, Jatim, berkonsep hutan pinus, omzet Rp 120 juta per bulan, 800 pengunjung akhir pekan.
• Dikelola anak muda, serap 20 tenaga kerja lokal, menu favorit pakis hot plane dan domba guling.
• KDMP Sidomulyo ekspor kopi ke 5 negara, fasilitasi UMKM lokal ke pasar internasional.

SURYA.CO.ID, JEMBER - Gapuro Kafe & Resort di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur (Jatim), menjadi destinasi favorit generasi muda. 

Berada di bawah naungan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sidomulyo, kafe yang berkonsep hutan pinus ini sukses menarik 400–800 pengunjung per hari, dan mencatat omzet bulanan hingga Rp 120 juta.

"Pada awal buka kafe, kami hanya punya 3 orang karyawan. Tapi setelah berkembang, total sekarang ada 20 karyawan," ujar Manager Gapuro Kafe & Resort Sidomulyo, Hari Prantono, yang akrab disapa Como ini.

Kafe Bernuansa Alam di Tengah Hutan Pinus

Terletak di samping gapura masuk Desa Sidomulyo dan dikelilingi pohon kopi, Gapuro Kafe & Resort menyuguhkan suasana alami khas Gunung Gumitir. 

Konsep “back to nature” menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin bersantai di udara segar.

"Jadi kalau ke sini, dijamin tenang dengan suasana hutan pinus, saya rasa kafe ini satu-satunya di Jember dengan konsep hutan," kata Como.

Dikelola Anak Muda, Omzet Melonjak

Como, menyebut seluruh karyawan berusia 18–22 tahun dan berasal dari desa setempat. 

Kafe ini menjadi wadah pelatihan kerja dan pemberdayaan masyarakat lokal.

"Karena tujuan kami adalah untuk pemberdayaan warga desa setempat, guna memberikan pelatihan dunia kerja," ulasnya.

Dalam waktu kurang dari setahun, omzet kafe melonjak dari Rp 20 juta, menjadi Rp 120 juta per bulan. 

Menu andalan seperti pakis hot plane dan domba guling seharga Rp 2,5 juta untuk 30 orang jadi favorit pengunjung.

Sajikan Kopi Lokal dan Fasilitas Racik Mandiri

Kafe ini menggunakan pasokan kopi dari petani lokal, dan menyediakan fasilitas untuk pengunjung yang ingin meracik kopi sendiri. 

"Kami punya alat roasting sendiri, jadi tamu yang mau meracik kopi sendiri, kami siap, bahkan kami ajari juga," jelas Como.

Karyawan telah terlatih meracik 75 jenis minuman dan 50 resep makanan.