TOPIK
Santri Ponpes Langitan Tenggelam
-
“Setelah dilakukan pemeriksaan saksi-saksi dan barang bukti, akhirnya Markat kita tetapkan sebagai tersangka dalam kasus tenggelamnya perahu yang mene
-
Kami ikut prihatin atas musibah ini, sebab 3 dari 7 santri yang meninggal dunia itu dari Kabupaten Gresik,” kata Abu Hassan, Kepala BPBD Kabupaten Gre
-
"Tragedi Langitan harus menjadi pelajaran bagi semua. Dalam konteks transportasi kami larang perahu yang tidak memiliki standar keselamatan beroperasi
-
"Almarhum Abdullah Umar itu yang besar," imbuhnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
-
minggu ini adik kebetulan tidak telfon ke rumah untuk meminta uang," ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network) di rumah duka, Minggu (9/10/2016)
-
Hal itu dibuktikan selama menjadi santri Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban
-
Alun-alun sekitar Masjid Jami dipenuhi kendaraan peziarah yang ingin ikut mensalatkan.
-
Seluruh jenazah sudah ditemukan dan sudah diketahui identitasnya. Terakhir, tim Pencari menemukan jasad M Arif Mabrury
-
"Saya tidak suudzon, tapi minimal bisa mengurangi korban jiwa," katanya.
-
Salah satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, menjadi korban tenggelamnya korban di sungai Bengawan Solo.
-
"Insya Allah kita lakukan shalat ghaib, lalu (jenazah) kia antarkan ke rumahnya masing-masing. Yang dari Medan, kami antarkan pakai pesawat."
-
Namanya, yakni, M Afiq Fadlil (19), Moh Barikly Amri (12), dan Rizki Nur Habib (15).
-
Hingga sore ini, tiga jasad santri yang sudah ditemukan. Namun, belum diketahui, apakah dari tiga jasad tersebut ada Muhsin atau tidak.
-
Untuk korban selamat diberi bantuan masing-masing Rp 3,5 juta. Sedangkan tujuh santri dalam pencarian diberi bantuan Rp 5 juta.
-
Dua jasad tersebut ditemukan mengambang dan mengalir ikut arus air Sungai Bengawan Solo, Sabtu (8/10/2016).
-
Setibanya di tepi, personel tim pencari langsung membungkus jasad santri tersebut menggunakan kantong mayat lalu dibawa ke Puskesmas Karang Kembang...
-
Sepanjang menemui Tim DVI, KH Umar terisak. Ia terlihat syok anaknya tenggelam. Selesai bertemu Tim DVI, KH Umar berjalan menuju ke Ponpes
-
Sesuai standar operasi pelaksana (SOP), pencarian akan dilakukan hingga tujuh hari. Apabila masih belum ketemu, pencarian ditambah empat hari lagi.
-
Tim Pencari tujuh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan yang hilang tenggelam pantang menyerah meski hujan lebat mengguyur Sungai Bengawan Solo.
-
Posko Tim DVI berada di samping Ponpes Langitan atau di dekat jalan akses menuju Sungai Bengawan Solo.
-
"Kami belum menemukan. Pencarian dilanjutkan besok pagi sekitar pukul 06.00," kata AKP Eko Adi Wibowo, Kasat Sabhara Polres Tuban usai ikut menyisir k
-
"Seharusnya Papan (KH Umar Thoha) melaksanakan Khutbah Jumat di Masjid Sunan Ampel Surabaya," ujar Salafudin Machfud (30), keponakan KH Umar Thoha.
-
"Paman (KH Umar Thoha,Red) mendapat telepon dari pondok untuk segera ke pondok. Tapi tidak diberi kabar, apa yang terjadi," kata Salafudin Machfud.
-
"Kami kaget, bagian depan perahu perlahan tenggelam lalu terbalik. Kami cari pegangan di perahu," kata Muhammad Khoirul Anam, seorang santri yang ikut
-
"Kami belum menemukan. Pencarian dilanjutkan besok pagi sekitar pukul 06.00," kata AKP Eko Adi Wibowo, Kasat Sabhara Polres Tuban usai ikut menyisir k
-
"Ada 11 penyelam dan 12 personel Basarnas yang ikut mencari," kata AKP Elis Suendayati, Kadubaghumas Polres Tuban saat ditemui di lokasi pencarian kep
-
"Hai... hai jangan dekat Bengawan," kata Muntaha menirukan ucapan Fauzan kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
-
Sebanyak 25 santri pondok pesantren (Ponpes) Langitan, Kabupaten Tuban menjadi korban perahu terbalik di Sungai Bengawan Solo, Jumat (7/10/2016).
-
Para relawan, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), polisi, dan warga bersama-sama menyisir Sungai Bengawan Solo mencari tujuh santri..
-
Dari 7 santri yang tenggelam, 3 di antaranya berasal dari Kabupaten Gresik