Santri Ponpes Langitan Tenggelam
Muhsin Tidak Kontak Ibunya, Ini Firasat Muhammad Terhadap Adiknya
minggu ini adik kebetulan tidak telfon ke rumah untuk meminta uang," ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network) di rumah duka, Minggu (9/10/2016)
Penulis: Rizki Mahardi | Editor: Yoni
SURYA.co.id | SURABAYA - Enam jenazah santri Ponpes Langitan yang menjadi korban perahu tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Babat, Lamongan, telah dipulangkan ke rumah duka kediaman masing - masing.
Isak tangis pun mengiringi kepulangan keenam jenasah korban tersebut.
Santri asal Srabaya yang menjadi korban yakni Muhsin (16) warga Jalan Pacar Kembang, Gang 2 Surabaya.
Muhsin merupakan anak ke 9 dari 11 bersaudara.
Muhammad (23), kakak Muhsin mengatakan, ia sempat mempunyai firasat tentang adiknya.
"Biasanya adik itu telfon tiap minggunya untuk meminta uang ke ibu untuk belanja keperluan sehari - hari di pondok. Namun, minggu ini adik kebetulan tidak telfon ke rumah untuk meminta uang," ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network) di rumah duka, Minggu (9/10/2016).
Muhamad menambahkan, ia juga sontak terkejut ketika mendengar adiknya menjadi salah satu korban tenggelamnya perahu di Bengawan Solo.
"Saya awalnya dapat telfon dari pondok, bahwa adik sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa," imbuhnya.
Sementara Lukman Karim, teman satu kamar korban di pondok mengatakan, ia juga mempunyai firasat tentang kepergian temannya tersebut.
"Saya awalnya juga diajak sama Muhsin untuk naik perahu pergi membeli kebutuhan sehari - hari di Pasar Babat. Namun, saya saat itu memutuskan untuk pulang ke rumah dan tidak ikut berlibur bersama teman - teman, meskipun sempat kabur dari pondok," ucapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Lukman menambahkan, memang setiap liburan anak - anak pondok sering kali diajak ke Pasar Babat untuk membeli kebutuhan sehari - hari dengan menumpang perahu.
"Sebelumnya, Muhsin sempat bilang bahwa setelah habis liburan ke Pasar Babat, ia akan pulang ke rumah selama lima hari dan janji akan bertemu kembali hari Selasa minggu depan di pondok. Yah, tiba - tiba setelah saya sudah sampai dirumah mendapat kabar dari teman pondok bahwa Muhsin tenggelam dan meninggal," akunya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Jenazah Muhsin tiba dirumah duka pukul 02.00 WIB, Minggu (9/10/2016). Dan baru dimakamkan pada pukul 03.00 WIB di TPU setempat.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Perahu kayu yang ditumpangi 25 Santri Ponpes Langitan ini tenggelam ketika menyeberangi Sungai Bengawan Solo. Rencananya para santri akan ke Pasar Babat karena sedang berlibur.
18 Orang berhasil selamat dan tujuh lainnya hanyut terbawa derasnya arus Bengawan Solo. Pencarian di hari kedua yang dipimpin Basarnas menemukan 6 santri dalam keadaan meninggal dunia.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/berita-tuban-santri-ponpes-angitan_20161009_084728.jpg)