TOPIK
Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
-
Pasca-musibah, Alfiyah dan keluarganya tak mau balik. Lahan bekas rumah itu dibiarkan kosong.
-
Ny Rahmi masih bertahan di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, meski desanya masuk peta rawan bencana.
-
Warga, terutama yang masih tinggal di dekat tebing bukit kaki Gunung Arjuno itu waswas kejadian serupa akan terulang.
-
Gimin berkali-kali memperhatikan rumah yang belum selesai pembangunannya itu.
-
Skenario yang disiapkan adalah mengatur debit air Bengawan Solo dengan pola buka tutup pintu air di jembatan gerak
-
Titik paling rawan berada di Lamongan dan Gresik Selatan. Selain rusak, ada sejumlah titik tanggul menganga akibat seringkali longsor.
-
Karena penerangan listrik ikut padam, mereka tak sengaja menumpahkan pasokan makanan dan susu untuk cucu ke air yang merendam rumah.
-
Plenggrongan di rumah Tyas, dibuat oleh suaminya, Sih Pidekso dari bahan kayu jati yang semakin tua semakin kuat.
-
Memang air Sungai Penguluran meluap hingga melewati batas plengsengan setinggi sekitar lima meter.
-
Banjir seringkali datang tengah malam, saat warga sedang menikmati istirahat.
-
Kalau banyak semut keluar dari tanah mencari tempat yang lebih tinggi, ini artinya masyarakat harus waspada. Banjir akan datang.
-
Namun, keluarga Mughyaro menganggap tidak ada yang perlu ditakutkan karena hanya sekadar mimpi.
-
Bapak enam anak itu mengaku sudah biasa menyaksikan lokasi di mana dia dan istrinya nyaris tewas.
-
Masyarakat tidak bisa seratus persen bergantung. Di sinilah, edukasi penanganan bencana menjadi penting.
-
Belum genap dua tahun menikmati rumah yang sudah dia make over, Sunoto diminta untuk membongkar.
-
Retakan itu memanjang sejauh 10 meter dari bibir bukit yang pernah longsor di awal tahun lalu.
-
Tepat di belakang rumahnya, di perbukitan Anjasmoro, terlihat tanah yang mulai retak.
-
Tahun lalu, puluhan rumah tersapu luapan air. Kini ratusan warga kembali bersiaga.