Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
Sebelum Tanah Longsor Terjadi, Bibi Zaini Sempat Bermimpi
Namun, keluarga Mughyaro menganggap tidak ada yang perlu ditakutkan karena hanya sekadar mimpi.
SURYA Online, JOMBANG - Kepada Surya, Zaini menuturkan ada cerita di balik musibah yang menimpa keluarga besarnya itu.
Dua bulan sebelum longsor, Mughyaro, bibinya, mengaku bermimpi akan ada bencana pada Januari 2014. Di mimpi itu, dia meminta agar warga mengungsi.
Awalnya, mimpi itu disampaikan ke suaminya, Sunarimo. Namun, keluarga Mughyaro menganggap tidak ada yang perlu ditakutkan karena hanya sekadar mimpi.
Apalagi, kakek nenek mereka tidak pernah sekalipun bercerita pernah ada riwayat longsor di tempat tinggal mereka.
”Memang mbah-mbah kami yang pertama tinggal di sini cerita tidak pernah ada marabahaya di sini. Semuanya biasa-biasa saja sampai Januari lalu itu,” ungkap Zaini.
Mimpi itu ternyata benar. Tepat dua bulan setelah mimpi itu diceritakan Mughyaro, bukit setinggi 100 meter runtuh.
Material bukit mengubur rumah dan penghuninya, termasuk pasangan Mughyaro dan Sunarimo. Pasangan ini tewas bersama tiga anak-anak mereka.
Zaini menyesal, karena dia tidak mendengar sendiri peringatan dari bibinya itu.
”Andai saat itu saya mendengar langsung, tentu saya akan perhatikan (peringatannya),” kata Zaini.
Namun takdir berkata lain. Zaini tak kuasa mencegah kematian keluarga besarnya.
Dia dan beberapa keluarganya yang selamat, berharap bencana ini menjadi pelajaran warga Dusun Kopen agar mau pindah dari rumah mereka yang terancam longsor.
Setiap Jumat, dia dan warga rutin menggelar tahlilan untuk mendoakan nyawa korban.
Selain itu, warga berharap tidak ada lagi musibah yang mengancam hidup mereka. (idl/day)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA