Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
BPBD Jatim : Pandai-pandailah Membaca Alam
Masyarakat tidak bisa seratus persen bergantung. Di sinilah, edukasi penanganan bencana menjadi penting.
News Analysis
Dr A Rubaidi M.Ag
Pengarah BPBD Jawa Timur
SURYA Online, SURABAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama BPBD kabupaten se-Jatim telah memetakan bencana banjir dan tanah longsor.
Ada sejumlah daerah yang masuk peta paling rawan. Di wilayah barat, misalnya, ada Jombang, Trenggalek, Ponorogo, dan Pacitan.
Sementara di timur ada Situbondo, Bondowoso, Lumajang, dan Jember.
Hasil pemetaan saat ini sudah ditindaklanjuti BPBD kota/kabupaten dengan kegiatan sosialisasi pada warga.
Termasuk sosialisasi jalur-jalur evakuasi dan tempat-tempat pengungsian terdekat.
Program kegiatan edukasi juga diberikan dengan tujuan agar pada saat terjadi kondisi darurat, masyarakat sudah siap mengantisipasi.
Mereka tahu, apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri dan orang di sekitarnya.
Proses sosialisasi ini dilakukan bersama LSM, organisasi kepemudaan, dan para pemangku kepentingan.
Edukasi mendorong sikap mandiri masyarakat ini sangat penting, agar mereka tidak bergantung sepenuhnya pada petugas dan relawan saat bencana itu datang. Apalagi personel BPBD jumlahnya juga terbatas.
Bagi daerah rawan yang belum mendapat sosialisasi dan edukasi, pemerintah setempat bisa mengambil peran.
Hasil pemetaan juga telah diikuti dengan rencana kontinjensi (renkon) setiap daerah rawan bencana. Renkon menjadi panduan menghadapi berbagai kondisi darurat.
Dengan renkon, proses penanganan bencana bisa terstruktur dengan baik. Setiap orang tahu apa yang harus dilakukan.
Sebagai contoh, banjir di Sampang, Madura. Banjir tersebut sudah menjadi langganan, karena letak daratan yang lebih rendah dari permukaan air laut.
Ditambah aliran sungai dari pegunungan di utara, semua melewati wilayah Sampang.