Eksklusif Permukiman di Bibir Bencana
Lihat Mendung, Gimin Baru Bawa Keluarga Mengungsi
Warga, terutama yang masih tinggal di dekat tebing bukit kaki Gunung Arjuno itu waswas kejadian serupa akan terulang.
SURYA Online, JOMBANG – Gimin, warga Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Jombang, mengaku tragedi longsor yang menewaskan 14 warga awal tahun lalu masih menyisakan trauma.
Warga, terutama yang masih tinggal di dekat tebing bukit kaki Gunung Arjuno itu waswas kejadian serupa akan terulang.
Kini setiap kali hujan turun, bapak dua anak ini tidak pernah berani tidur. Seringkali Gimin memilih mengungsi sementara.
Biasanya, begitu mendung tebal muncul, tanda hujan lebat akan datang, Gimin langsung membawa istri dan anaknya boyong ke rumah relokasi.
Rumah tersebut belum sepenuhnya jadi. Pintu dan jendelanya belum terpasang. Demikian juga lantai tanah, belum dipasang ubin.
“Daripada terjadi sesuatu, lebih baik mengungsi saja. Takutnya longsor itu terulang lagi,” ucap Gimin.
Gimin baru ke rumah setelah beberapa jam hujan reda. Yang paling menakutkan Gimin, bila hujan turun tiba-tiba diu tengah malam..
“Seringkali kalau hujan turun malam hari, listrik tiba-tiba mati. Bingung mau berbuat apa,” keluhnya.
Gimin sebenarnya ingin tetap berada di rumah relokasi meski belum jadi. Tetapi itu tidak diperbolehkan.
Ada syarat untuk menempati secara permanen rumah pengganti itu.
Syaratnya, rumah lama harus dirobohkan sebagai bukti warga benar-benar serius pindah dan menghindari ancama secara permanen.
“Terus terang kami jadi bingung. Rumah lama disuruh menghancurkan, tapi rumah baru belum bisa ditempati,” katanya. (day)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA