Berita Viral

Sosok Ribka Tjiptaning Politisi PDIP yang Dilaporkan ke Bareskrim Gegara Sebut Soeharto Pembunuh

Inilah sosok Ribka Tjiptaning, politisi PDIP yang dilaporkan ke Bareskrim Polri gara-gara sebut Soeharto pembunuh jutaan rakyat Indonesia.

Kolase Tribunnews dan Kompas.com
DILAPORKAN BARESKRIM - Kolase foto Soeharto dan Ribka Tjiptaning. Ribka Dilaporkan ke Bareskrim Gegara Sebut Soeharto Pembunuh. 

Ia mempertanyakan dasar penilaian yang membuat Soeharto layak disebut pahlawan, mengingat masa pemerintahannya selama 32 tahun banyak diwarnai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

“Apa sih hebatnya si Soeharto itu sebagai pahlawan hanya bisa memancing, eh apa membunuh jutaan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Ribka menilai, mantan Panglima Kopkamtib tersebut tidak pantas menerima gelar Pahlawan Nasional karena sejarah kelam yang masih belum diluruskan.

“Sudah lah, pelanggar HAM, membunuh jutaan rakyat. Belum ada pelurusan sejarah, sudah lah enggak ada pantasnya dijadikan pahlawan nasional,” kata Ribka.

Sosok Ribka Tjiptaning

Melansir dari Wikipedia, Ribka Tjiptaning Proletariyati lahir 1 Juli 1959.

ia adalah seorang dokter dan politikus Indonesia yang mennjabat sebagai Ketua Komisi IX DPR RI dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada periode 2009-2014.

Di Komisi IX, ia mengetuai komisi yang memperhatikan masalah-masalah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan, dan kesehatan dan juga merupakan anggota dari Badan Urusan Rumah Tangga (DPR RI) DPR RI.

Ribka kembali mencalonkan diri dan terpilih sebagai legislator dari Dapil Jawa Barat IV (Kab. Sukabumi dan Kota Sukabumi) pada Pemilihan umum legislatif tahun 2014.

Ia terlahir dari keluarga ningrat Jawa dan merupakan anak ke tiga dari lima orang saudara (sekandung).

Ayahnya bernama Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro yang merupakan pengusaha kaya sekaligus aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI), seorang keturunan Kasunan Solo (Pakubowono) dan pemilik sebuah pabrik paku di Solo.

Sedangkan Ibunya dari keturunan Kraton Kasultanan Yogyakarta bernama Bandoro Raden Ayu Lastri Suyati.

Sewaktu kecil, Ribka hidup dalam keadaan yang serba kecukupan karena ayahnya seorang konglomerat yang memiliki lima pabrik besar pada saat itu.

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 telah mengubah jalan hidup keluarga yang sangat dicintainya.

Tjiptaning yang masih duduk di TK harus menyaksikan awal-awal kejatuhan keluarganya, di mana Ayah yang dikaguminya tidak pernah lagi pulang ke rumah sedangkan Ibu yang disayanginya dibawa oleh tentara.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved