Berita Viral

Duduk Perkara Gubernur Jakarta Pramono Anung Larang Study Tour, Siapkan Program Ini Penggantinya

Berikut duduk perkara Gubernur Jakarta, Pramono Anung, melarang sekolah-sekolah menggelar study tour. Siapkan program pengganti.

Kompas.com/Kristianto Purnomo
LARANGAN STUDY TOUR - Pramono Anung sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Beginilah Duduk Perkara Gubernur Jakarta Pramono Anung Larang Study Tour. 

Selain itu, Pramono mengaku telah memanggil Kepala Dinas Pendidikan serta Dinas Pertamanan untuk membahas program siswa menanam mangrove secara rutin.

Ia menilai, langkah ini akan sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan Jakarta dalam jangka panjang.

“Untuk anak didik di Jakarta ini diberikan kesempatan untuk nanam mangrove karena itu akan bermanfaat bagi Jakarta dalam jangka panjang,” kata dia.

3. Rano Karno Sarankan ke Museum

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan museum yang ada di Jakarta bisa dijadikan karyawisata atau "study tour" bagi anak-anak karena bisa memberikan edukasi.

"Kita punya tempat study tour yang memang wajib kita kunjungi. Saya sangat setuju kalau anak-anak, mau study tour ke Jakarta," kata Wagub Rano usai mengunjungi Museum Wayang di Jakarta, Sabtu, melansir dari ANTARA.

Saat mengunjungi Museum Wayang yang berada di kawasan Kota Tua, Wagub Rano mengaku takjub karena pengunjung yang datang bukan hanya orang tua, tetapi remaja dan anak-anak pun berkunjung ke lokasi tersebut.

Dia pun mengajak kepada sekolah untuk mengadakan "study tour" ke museum yang ada di Jakarta karena jumlahnya banyak dan bisa dijadikan wisata edukasi.

"Saya mohon yuk anak-anak Jakarta, kita berkunjung ke museum, pasti asik. Kita akan tahu sejarah tentang perwayangan," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Museum Wayang juga sudah mulai ramai dikunjungi, di mana per hari bisa mencapai 1.500 orang terutama di akhir pekan dan ini perlu terus ditingkatkan.

Apalagi, saat ini museum juga tidak hanya menyuguhkan hal-hal yang berbau kuno karena sudah disisipkan dengan teknologi terkini.

"Kalau kita dengar museum wayang, orientasi kita pasti kuno, tradisional. Sementara di sini ternyata imersif, dan atraktif," katanya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved