Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Iming-iming Andi Ibrahim Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar ke Anak Buah, Belikan Tanah dan Rumah

Terungkap janji atau iming-iming Andi Ibrahim, bos sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin , Makassar kepada anak buahnya. 

Editor: Musahadah
kolase TVOne/istimewa
Syahruna, anak buah Andi Ibrahim mengungkap iming-iming sang doktor hingga dia mau memproduksi uang palsu. 

SURYA.co.id - Terungkap janji atau iming-iming Andi Ibrahim, bos sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin , Makassar kepada anak buahnya. 

Tak cuma uang, anak buah Andi Ibrahim juga dijanjikan barang-barang berharga.  

Hal ini diakui, Syahruna dan Mubin, dua tersangka sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar yang sudah ditangkap polisi.

Di pabrik uang palsu ini, Syahruna bertugas mencetak uang palsu di dalam gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar, bersama seorang tersangka lain.

Sementara Mubin kebagian mengedarkan uang palsu tersebut. 

Baca juga: Penyebab Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar Baru Dibongkar Setelah 2 Tahun, Inisiatornya Orang Top

Syahruna mengakui persiapan membuat uang palsu ini dilakukan di rumah tersangka Annar Sampetoding di Jl Sunu, Kota Makassar.

Di sana dilakukan eksperimen untuk membelajari bahan dan material uang palsu hingga mendekati asli.  

Sementara proses produksi dilakukan di lantai bawah perpustakaan UIN Alauddin, tepatnya di dalam kamar mandi. 

Diakui Syahruna, kamar mandi ini sengaja disekat untuk diberi peredam agar aktivitasnya tidak kedengaran, serta jendela  ditutup. 

Aktivitas produksi dilakukan mulai pukul 11.000 hingga 17.00. 

"Kampus memang ramai, cuma kami diajarkan untuk jam kerja saja. Kalau malam-malam takutnya ada bunyi, sekuriti sering lewat soalnya," katanya dikutip dari tayangan Telusur TVOne pada Senin (30/12/2024). 

Diakui Syahruna, dalam proses produksi dia kerap mondar-mandir di dalam perpustakaan karena bahan-bahannya ada di lantai 2. 

Untuk menghindari kecurigaan karyawan lain atau pengunjung perpustakaan, Syahruna mengatakan bahwa dia sedang mencetak brosur kampus. 

"Kami sengaja buka pintu, sambil (pura-pura) cetak brosur. Jadi karyawan kira oh lagi cetak brosur. Padahal itu untuk tes saja, untuk jalan," katanya. 

Diakui Syahruna, mesin cetak yang didatangkan dari China itu memang memiliki tingkat presisi yang sangat tinggi dan akurat. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved