Lereng Semeru Menyelipkan Energi Hijau Tanpa Agresi dengan PLN
PLN terus berupaya memanfaatkan potensi sumber energi baru terbarukan dan mengajak masyarakat untuk turut terlibat
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
Ada salah seorang laki-laki perawakannya mirip binaragawan. Dia memakai kaos singlet warna hitam dan di lengannya ada tato gambar mawar, yang warna tintanya sudah memudar. Kendati penampilannya sangar, dia cukup ramah.
Saat saya mengeluarkan handphone serta charger dari tas, buru-buru dia mengunyah makanan sembari menawari saya mengisi daya baterai di colokan listrik yang menempel di tembok, dekat dirinya duduk.
"Sini ngecash di sini. Baterai hape bisa terisi full padahal listriknya dari air sungai," katanya membuka obrolan. Orang-orang pun tertawa mendengarnya.
Ahmad Suka (40) pun menimpali, "Kulkas, handphone saya listriknya dari PLN dan dari sungai (Mikrohidro)," ujarnya.
"Oh ya Masjid Al-Muttaqin itu juga sama menggunakan dua sumber listrik," terangnya, sambil menunjuk masjid yang berada di seberang warung.
Menurut Ahmad Suka, PLN dan PLTMH di Dusun Kajar Kuning telah cukup memenuhi kebutuhan warga. Ratusan rumah di dusun yang ditinggali banyak penambak pasir itu, sekarang tak pernah kekurangan pasokan listrik. Adanya mikrohidro dan PLN, warga kerap bergantian menggunakan dua sumber listrik itu.
Seorang ibu usia 55 bernama Luginem yang sedang antre rujak, ikut menimbrung obrolan. Dia menjelaskan di rumahnya bila siang menggunakan listrik dari mikrohidro, sedangkan ketika malam baru beralih ke listrik PLN. Ada alasan mengapa pasokan listrik digunakan bergantian. Listrik dari mikrohidro rentan padam apabila di sungai terdapat banyak sampah. Namun, dengan menggunakan listrik bergantian bisa menjadi hemat.
"Satu bulan bayar Rp70 ribu sudah bisa digunakan untuk rice cooker, sanyo, tv, bahkan mesin cuci," terang Luginem.
Selesai makan dan istirahat sekitar hampir satu jam, saya pun berpamitan pergi.
Saya menuju jalan aspal mengarah ke arah timur, sejalur dengan aliran Sungai Besuk Semut. Hujan mulai turun ketika melintasi hutan pinus. Sekitar satu kilometer ada sebuah rumah ukuran kira-kira ukuran 10x15 meter, yang mana dari luar tampak ada empat ibu-ibu di samping rumah tersebut sibuk sedang memproduksi makanan olahan. Ternyata rumah itu tempat produksi keripik salak.
Di rumah itu ada 5 mesin penggorengan. Setiap hari kelima mesin tersebut selalu menyala dari pagi pukul 9 hingga pukul 7 malam. Bahan bakar mesin itu selain menggunakan arang, juga listrik. Karena, untuk mengubah daging salak menjadi keripik yang renyah tidak bisa dimasak menggunakan banyak minyak goreng. Satu lagi, salak harus dimasak dengan suhu 200 derajat Celcius.
"Adanya dua sumber listrik, saya gak khawatir bila salah satu sumber padam. Tinggal pindah sumber saja, saya tetap produksi," ucap Winarno, pemilik home industri keripik salak itu.
Sucipto merespons dengan senyum-senyum ketika saya ceritakan tentang testimoni-testimoni para tetangganya.
Laki-laki yang kini sudah menginjak usia 55 tahun dan telah memiliki 3 cucu itu kemudian mengatakan, hingga sekarang sudah membuat 280 lebih mikrohidro yang kemudian ditempatkan di berbagai daerah terpencil di Indonesia. Di tengah isu krisis batu bara, dirinya percaya sumber mata air masih bisa menjadi solusi. Oleh karena itu, dia optimistis PLTMH bisa menjadi energi masa depan.
"Kalau datang untuk belajar mikrohidro, datang untuk ingin tahu perhitungan teknik seperti apa yang dibutuhkan dan bersedia juga basah kuyup di sungai, silakan datang. Dengan senang hati saya akan berikan ilmu mikrohidro," ujarnya.
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
energi hijau
Lereng Gunung Semeru Banjir
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
mikrohidro
Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan
Kemas Abdul Gaffur
PT PLN (Persero)
Kabupaten Lumajang
Sungai Besuk Semut
| PGN Perluas Layanan Jargas di Lumajang, Lakukan Sosialisasi pada Masyarakat |
|
|---|
| Pemkab Lumajang Realisasikan Dana Dusun Mulai 2026, Per Dusun Rp 50 Juta |
|
|---|
| Banjir Lumajang Rendam 400 Rumah di Rowokangkung, BPBD Salurkan Bantuan Darurat |
|
|---|
| Ratusan KDMP di Lumajang Belum Siap Beroperasi, Jenis Usaha Belum Jelas |
|
|---|
| 191 ASN Pemkab Lumajang Dirotasi Bunda Indah, Gelombang Mutasi Jilid 2 Segera Dilakukan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.