Koperasi Desa Merah Putih Lobuk, Semangat Gotong Royong Dari Tepi Pantai

"Usaha kami ada dua. Pertama olahan ikan, kedua simpan pinjam. Semua modal awalnya dari anggota sendiri, tidak ada suntikan dari mana pun," tegas Turmudzi.

Dalam usaha simpan pinjam, koperasi ini masih membatasi jumlah pinjaman maksimal Rp 500 ribu per anggota.

"Kami ingin menumbuhkan tanggung jawab dan keseriusan. Mulai kecil dulu, yang penting berjalan dan bermanfaat," katanya.

Kini, setidaknya sudah ada sekitar enam anggota yang aktif menggunakan fasilitas pinjaman untuk mengembangkan usaha kecil mereka.

Di era digital saat ini, KDMP tak mau ketinggalan. Para anggotanya aktif memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi produk.

"Kami pakai TikTok dan platform lain. Setiap kegiatan atau produk baru selalu kami posting, supaya tidak hanya warga Lobuk yang tahu, tapi juga masyarakat luas," jelasnya.

Strategi sederhana itu terbukti efektif. Permintaan produk olahan ikan KDMP kini datang tak hanya dari sekitar Lobuk, tetapi juga dari luar kecamatan.

Selain usaha produksi, koperasi ini juga menjalin kerja sama dengan Bank BNI untuk membuka layanan jasa keuangan, seperti transfer dan tarik tunai.

"Supaya masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke kota," tambahnya.

KDMP Desa Lobuk lahir dari semangat kebersamaan, tumbuh dengan kemandirian dan berorientasi pada kesejahteraan. Di balik angka-angka dan produk olahan, ada nilai yang lebih besar: kebanggaan warga terhadap desanya sendiri.

"Koperasi ini dari anggota, untuk anggota. Kami ingin tumbuh bersama, sambil memperkenalkan potensi Lobuk ke luar," pungkas Turmudzi.