11 Tahun Dolly Surabaya Ditutup

Melihat Geliat Usaha Sepatu di Eks Dolly Surabaya, KUB Mampu Jaya Akui Masih Terima Dukungan Pemkot

KUB Mampu Jaya hingga hari ini masih bertahan memproduksi sepatu dan sandal pesanan pabrik di eks lokalisasi Dolly Surabaya

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: irwan sy
Fikri Firmansyah/TribunJatim.com
USAHA SEPATU DI DOLLY - Ketua KUB Mampu Jaya, Atik, memperlihatkan deretan sepatu pesanan pabrik di rumah produksi eks Wisma Barbara kepada Harian Surya, Kamis (20/11/25). Meski 11 tahun berlalu sejak penutupan Dolly, KUB Mampu Jaya mengaku masih menerima dukungan fasilitas dari Pemkot Surabaya. 

Adapun untuk sistem kerja mereka berbasis borongan sesuai jumlah pesanan, bukan gaji bulanan.

Dengan skema tersebut, usaha tetap berjalan secara mandiri, meski fasilitas produksi tetap mengandalkan dukungan pemerintah.

Dalam wawancara ini, Atik juga sempat mengenang masa Wali Kota Tri Rismaharini, yakni ketika kelompoknya sering diajak mengikuti berbagai pameran UMKM.

Pameran menjadi ruang penting untuk memperluas jaringan dan mengenalkan produk mereka.

Namun beberapa tahun terakhir, kesempatan mengikuti pameran semakin jarang.

Meski demikian, Atik menegaskan bahwa pemerintahan Wali Kota Eri Cahyadi tetap memberikan dukungan, terutama melalui keberlanjutan penggunaan gedung produksi.

“Kami tetap dibolehkan menempati tempat ini. Itu juga bantuan. Hanya saja pameran memang sudah jarang,” ucapnya.

Atik berharap Pemkot Surabaya tidak hanya menyediakan fasilitas tempat, tetapi juga kembali menggiatkan pendampingan dan kunjungan rutin.

Menurutnya, banyak UKM di eks Dolly yang kini meredup karena kurang perhatian.

“Bukan soal pameran saja. Kami butuh sharing, kunjungan, dan perhatian supaya UKM yang dulu sempat dilatih tidak mati semua. Sayang dulu sudah dibangun sedemikian rupa,” jelasnya.

Saat ini, KUB Mampu Jaya menjadi satu dari sedikit kelompok usaha yang masih bertahan di kawasan yang dulu digagas sebagai kampung UKM setelah penutupan Dolly.

Berbagai aktivitas produksi masih terlihat di bekas bangunan wisma yang kini berubah fungsi menjadi ruang usaha.

Meski pendapatan masa lalu diakui lebih besar, Atik merasa kehidupan saat ini jauh lebih tenang dan terukur.

“Kalau boleh memilih, saya pilih yang sekarang. Lebih tenang, dan penghasilan tiap bulan lebih jelas,” tutupnya.

Sumber: Surya
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved