surabaya Darurat Kekurangan Guru
Surabaya Darurat Kekurangan Guru SD–SMP Negeri, Dindik: Setiap Tahun 360 Guru Pensiun
Kota Surabaya menghadapi keadaan darurat kekurangan guru untuk jenjang SD dan SMP negeri.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- Surabaya alami kekurangan guru SD & SMP yang signifikan.
- Kekurangan dipicu oleh tingginya angka pensiun tahunan (sekitar 360 guru/tahun) dan formasi P3K yang terbatas (diajukan 1.500, disetujui 250).
- Formasi yang kosong: Guru agama (Islam, Hindu, Buddha, Kristen), guru kelas, dan guru pendidikan khusus, terutama dari lulusan PPG Prajabatan.
- Meskipun pembelajaran masih tertangani, beban mengajar guru eksisting sangat tinggi (bisa sampai 40 jam), melebihi batas ideal (24 jam).
SURYA.co.id | SURABAYA – Kota Surabaya menghadapi keadaan darurat kekurangan guru untuk jenjang SD dan SMP negeri.
Meski rekrutmen ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) terus berjalan, kebutuhan guru belum sepenuhnya terpenuhi.
Baca juga: Surabaya Kekurangan 1900-an Guru, Komisi D Desak Pemkot Ajukan CPNS Surabaya di Tahun 2026
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, membenarkan pernyataan Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Akmarawita Kadir, yang menyebut bahwa kebutuhan guru SMP di Surabaya mencapai 800 orang, sementara sisanya adalah kekurangan guru jenjang SD.
"Kekurangan tersebut memang nyata dan dipicu oleh tingginya jumlah guru yang pensiun setiap tahun. Betul (data DPRD Kota Surabaya), karena dalam satu tahun ada 360 guru yang pensiun,” kata Tri Endang.
Menurut Tri Endang, Dindik Surabaya setiap tahun sebenarnya mengajukan 1.500 formasi guru ASN kepada Pemkot Surabaya.
Prioritas Habiskan Guru GTT Jadi ASN
“Kami mengajukan 1.500, tapi yang turun hanya 250 guru. Tahun ini prioritas untuk menghabiskan guru GTT dulu menjadi ASN,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa angka 1.500 tersebut merupakan akumulasi kebutuhan guru yang pensiun atau meninggal dalam empat tahun terakhir.
Kekurangan ini juga muncul karena beberapa formasi tidak memiliki pelamar, terutama dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan.
“Ini akumulasi yang pensiun sampai tahun depan. Ada juga formasi yang tidak ada pelamarnya, seperti guru agama Islam, Hindu, Buddha, Kristen, guru kelas, dan guru pendidikan khusus,” kata Tri Endang.
Meski demikian, ia menyebut kondisi pembelajaran di sekolah saat ini masih dapat tertangani.
Namun, idealnya beban mengajar guru tidak setinggi sekarang.
“Saat ini bisa diatasi. Namun untuk idealnya, minimal guru mengajar 24 jam. Sekarang ada yang sampai 40 jam, itu maksimal,” paparnya.
Ia menambahkan tahun depan apabila pemerintah membuka rekrutmen ASN P3K atau CPNS, formasi tersebut akan sepenuhnya diperuntukkan bagi guru baru, bukan lagi untuk guru tidak tetap (GTT).
“Tahun depan murni untuk guru baru. GTT sudah habis tahun ini,” tegasnya.
Meski beban kerja guru meningkat, Dindik memastikan proses pembelajaran tetap berjalan.
Namun tambahan tenaga pendidik tetap sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas pendidikan di Surabaya tetap ideal.
| Jumlah Kuota Haji 2026 Jadi 42 Ribu, Kemenag Jatim: Naik 7000 Kuota Dibandingkan 2025 |
|
|---|
| Tiket Persik Kediri Vs Semen Padang Dijual Terbatas 5000 Kuota, Harga Mulai Rp35 Ribu, Penjualan H-3 |
|
|---|
| Sosok Anwar Iskandar Ketua Umum MUI yang Baru: Lahir di Banyuwangi, Anak Pendiri Ponpes Mambaul Ulum |
|
|---|
| Ramalan Cuaca Surabaya Hari Ini 23 November 2025: Didominasi Berawan, Potensi Hujan pada Siang Hari |
|
|---|
| Breaking News - Persebaya Surabaya Resmi Berpisah Dengan Eduardo Perez, Pengganti Tinggal Diumumkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/KEKURANGAN-GURU-Guru-kelas-5-saat-mengisi-jam-pelajar.jpg)