Judi Online di Surabaya
90 Persen Perceraian Akibat Masalah Ekonomi, Pengadilan Agama Surabaya: Mayoritas Karena Judi Online
Fenomena judi online tak jarang merusak biduk rumah tangga pemainnya, termasuk di Surabaya.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: irwan sy
Bisnisnya berjalan autopilot, operasional diserahkan ke karyawan, penghasilan mengalir deras meski ditinggal keluyuran.
Roro termasuk tipikal jarang cerita soal hidupnya kepada keluarga.
Dua anaknya masih kecil, sedangkan suami sudah almarhum.
Kesendirian itu membuatnya mudah terjerat dunia judi online.
Wanita single parent itu mengaku mengenal judi online dari teman sesama pengusaha.
Dia sendiri tertarik karena permainan judi online kerap kali menggunakan karakter karakter kartun yang dianggap lucu.
Awalnya, ia mencoba main sekadar penasaran atau sekedar menghibur diri saat sedang suntuk.
Dari yang awalnya coba-coba banyak waktu terbuang memainkan tuas berisikan gulungan yang memuat simbol-simbol tertentu seperti koin, sloki, cincin, dan mahkota.
"Sering dulu uang masuk dari penjualan saya pakai buat deposito. Dulu masih jaya sekali, depo Rp20 juta. Kalau rugi Rp1-2 juta, bagi saya dulu uang kecil," kenangnya.
Ternyata pelan-pelan menggerogoti usahanya.
Habis uang, usaha kehilangan modal untuk kulakan. Roro mulai berutang ke pinjaman online, bahkan ke beberapa koleganya demi menutupi kerugian dan mempertahankan usaha.
Itu pun juga sempat dipakai untuk memenuhi hasrat berjudi.
Utang pun ada jatuh temponya. Roro mulai berutang ke banyak pinjaman online untuk menutup utang sebelumnya.
Gali lubang tutup membuatnya mulai terjebak utang riba.
Hasil usaha habis buat bayar utang, bahkan minus.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/ilustrasi-perceraian-1182025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.