Bangunan Ponpes di Situbondo Ambruk

Cerita Mafaza Terbangun saat Bangunan Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk, Selamat Berkat Lemari

Mafaza memberikan kesaksian insiden ambruknya bangunan asrama putri Ponpes Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jailani, Rabu (29/10/2025)

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Youtube Harian Surya
Kesaksian santriwati sekaligus korban selamat insiden ambruknya bangunan asrama putri Pondok Pesantren Salafiya Sa’fiiyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Rabu (29/10/2025) dini hari. 
Ringkasan Berita:
  • Putri Mafaza Salsabila (13), santriwati korban selamat insiden ambruknya asrama Ponpes Situbondo (29/10/2025), terbaring di RSUD Besuki pasca operasi paha kiri.
  • Saat ambruknya bangunan asrama putri ambruknya asrama Ponpes Situbondo, semua santriwati sudah tidur lelap.
  • Mafaza menegaskan bahwa ia akan tetap kembali ke ponpes ketika kondisi pulih

 

SURYA.CO.ID - Putri Mafaza Salsabila memberikan kesaksian terkait insiden ambruknya bangunan asrama putri Ponpes Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jailani, di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025).

Gadis 13 tahun yang akrab disapa Mafaza ini merupakan santriwati sekaligus korban selamat dalam insiden tersebut.

Saat ditemui SURYA.CO.ID di RSUD Besuki, Mafaza masih terbaring di ranjang rumah sakit.

Ia baru menjalani operasi paha kiri, Kamis (30/10/2025).

"Paha kiri saya luka, tertimpa kayu kemarin," ujarnya kepada TribunJatimTimur.com (grup SURYA.CO.ID).

Mafaza mengaku sakit di paha kirinya baru terasa setelah berhasil menyelamatkan diri dan dibawa ke rumah Pengasuh Pondok Pesantren.

Dia sadar bahwa pahanya berdarah.

Namun, belum merasakan sakit saat menuruni tangga.

"Terasa sakit saat sudah di ruangan Pak Kiai," jelasnya.

Kronologi

Baca juga: Kemensos RI Salurkan Bantuan untuk Santriwati Korban Atap Ambruk di Ponpes Situbondo

Ia bercerita, saat bangunan asrama putri ambruk, seluruh santriwati sudah tidur sejak sekira pukul 23.00 WIB.

Mereka tidur terbagi menjadi dua deret tidur. Di sisi deretan Mafaza ada sekitar 7-8 orang, dan di sisi barat sekitar 7-6 orang.

"Di deret saya ada yang tak terluka," ujarnya.

Menurutnya, semua santriwati tertidur lelap saat kejadian.

Dia terbangun wajah sudah tertutup bantal teman sebelahnya, pahanya tertimpa kayu.  

Beruntung dirinya tidur di depan lemari sehingga kayu plafon tak semua menimpanya.

"Saya langsung terbangun sudah ambruk. Tapi teman bilang, masih kejatuh apa gitu. Lalu ambruk semuanya," jelasnya. 

Begitu sadar, Mafaza menangis dan langsung menyingkirkan kayu yang menimpa pahanya.

Tak Sempat Bantu Teman

Dia langsung bangun dan meminta bantuan.

"Gak sempat menolong teman-teman, saya panik," jelasnya.

Ia mengatakan sebelum kejadian memang sempat hujan meski tidak deras, dan angin juga.

Sementara para santriwati di kamarnya menghafalkan Al Qur'an karena sudah waktunya setor.

"Sebelum tidur saya menghafalkan, lalu tertidur," terangnya.

Meski dirinya mengalami kejadian ini, Mafaza mengaku akan tetap kembali ke Pondok setelah kondisinya pulih.

"Masih balik ke Pondok," pungkasnya.

(Sinca Ari Pangestu)

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved