Dinkes Bangkalan : 17 Pasien Anak di RSUD Syamrabu Belum Pasti Positif Campak

Dinkes dan RSUD Syamrabu Bangkalan masing-masing mempunyai standar definisi dalam menentukan sebuah penyakit yang diderita pasien

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Ahmad Faisol dan Dokumentasi SURYA.co.id
WASPADA CAMPAK - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah menegaskan bahwa 17 pasien rawat inap berusia balita di RSUD Syamrabu Bangkalan belum tentu positif campak (kiri). Dan Foto Ilustrasi pasien anak (kanan) 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Dinas Kesehatan Bangkalan Jawa Timur tengah menggencarkan pencegahan penyakit campak, pasca 17 pasien balita suspek campak dirawat di RSUD Syamrabu Bangkalan.

Belasan pasien suspek campak itu awalnya berjumlah 50 anak selama Agustus ini, namun beberapa di antaranya telah kembali pulang.

Kepala Dinkes Bangkalan, Nur Chotibah menegaskan, hasil koordinasi dengan Dokter Spesialis Anak, RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Mega Malynda, SpA menghasilkan, pihak dinkes belum mendapatkan kesimpulan, 17 pasien anak yang saat ini sedang menjalani perawatan adalah pasien positif campak.

Baca juga: Ngeri Wabah Campak di Sumenep, Masyarakat 18 Kecamatan di Bangkalan Sambut Antusias Vaksinasi Balita

“Karena belum dilakukan pemeriksaan laboratorium, epidemiologinya belum, hasil spesimen belum dikirim. Ketika sudah kami terima, maka akan kami kirim ke BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) di Surabaya,” tegas Nur Chotibah di sela rapat koordinasi bersama 22 kepala puskesmas di Kabupaten Bangkalan, Selasa (25/8/2025).

Antara Dinkes dan RSUD Syamrabu Bangkalan masing-masing mempunyai standar definisi dalam menentukan sebuah penyakit yang diderita pasien.

Baca juga: Detik-detik Peserta Gerak Jalan Tolong Pemotor Emak-emak yang Jatuh di Bangkalan

Terlebih khusus kasus campak yang saat ini memang menjadi perhatian nasional, setelah status KLB Campak di Sumenep seiring 17 anak meninggal dunia.  

Di mana 16 korban anak di antarnya diketahui tidak pernah mendapatkan imunisasi dan satu orang anak belum mendapatkan imunisasi lengkap. 

Harapannya, status Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Kabupaten Sumenep tidak menimpa Kabupaten Bangkalan.   

Baca juga: Kecelakaan Libatkan 3 Kendaraan di Burneh Bangkalan, Berawal Motor Oleng

Sebagaimana dikutip dari keterangan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep serta dipertegas kembali oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan langsung ke RSUD dr H Mohammad Anwar Sumenep, Sabtu (23/8/2025).

Nur Chotibah memaparkan, definisi khusus selalu menjadi panduan pihak dinkes setelah dilakukan pemeriksaan spesimen pada laboratorium yang dikirim dari pihak rumah sakit maupun puskesmas. 

Setelah itu, barulah tim surveilance dari petugas Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) mengirim spesimen pasien suspek ke BBLK untuk menentukan positif atau tidak.

“Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa 17 pasien terpapar kasus campak itu berdasarkan gejala klinis, bukan berdasarkan hasil pemeriksaaan spesimen. Itu yang perlu kami garis bawahi, status Bangkalan saat ini masih dalam posisi waspada campak,” pungkas Nur Chotibah.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved