Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar
Tabiat Annar Salahuddin Bos Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar, Tempeleng Anak Buah Gara-gara Ini
Tabiat Annar Salahuddin Sampetoding, bos pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar semakin terungkap di persidangan. Tempeleng anak buah.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Tak berhenti di situ, Andi Ibrahim mengakui bahwa transaksi uang palsu sempat terjadi.
Hendra, yang kini berstatus buronan (DPO), disebut membeli uang palsu senilai Rp 4 juta seharga Rp 2 juta.
Bahkan, jumlah transaksi terus berlanjut hingga total mencapai Rp 1 miliar.
"Pertama Hendra terima Rp 4 juta, dan terus berlanjut. Kesepakatan bahkan mencapai satu miliar," kata Andi Ibrahim.
Pernyataan itu memicu reaksi keras dari Ketua Majelis Hakim Dyan Martha Budhinugraeny.
“Anda kan PNS dan kepala perpustakaan. Apakah sebanding dengan uang dua juta?” tanyanya.
Andi pun mengaku, “Di sinilah letak kebodohan saya karena mau terlibat dalam produksi dan peredaran uang palsu ini.”
4. Rp 470 Juta Ditemukan di Rumah Kerja
Dalam proses penyidikan, penyidik menemukan Rp 470 juta uang palsu di rumah kerja Andi Ibrahim.
Di hadapan majelis hakim, ia mengakui bahwa sebagian dari uang itu diberikan kepada Mubin Nasir, pegawai honorer di UIN Alauddin yang juga menjadi terdakwa.
“Saya berikan Rp 150 juta kepada Mubin karena katanya butuh. Saya sudah bilang itu uang palsu, tapi dia memelas,” ucap Andi.
Sebulan kemudian, Andi menerima uang asli senilai Rp 62 juta dari Mubin.
“Katanya ini hasil penjualan uang palsu,” tambahnya.
5. Sebagian Disumbangkan ke Anak Yatim
Ketika ditanya soal aliran dana tersebut, Andi Ibrahim memberikan jawaban yang mengejutkan. Ia mengaku menyumbangkan sebagian uang kepada anak-anak yatim.
“Uangnya saya sumbangkan ke anak yatim karena banyak yang sering ke kantor minta sumbangan,” ujarnya.
Sidang kasus uang palsu ini sendiri mendudukkan 15 terdakwa dengan agenda sidang yang berbeda.
Masing masing terdakwa yakni Sidang ini sendiri menghadirkan 15 terdakwa masing masing, Ambo Ala, Jhon Bliater Panjaitan, Muhammad Syahruna dan Andi Ibrahim yang merupakan mantan kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Kemudian Sattariah, Sukmawati, Andi Haeruddin, Mubin Nasir yang merupakan mantan staff honorer perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Kamarang Daeng Ngati, Irfandy, Sri Wahyudi, Muhammad Manggabarani, Satriadi yang merupakan aparat sipil negara (ASN) yang bertugas di kantor dewan perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Barat, Ilham dan Annar Salahuddin Sampetoding.
Sidang ini dipimpin oleh majelis hakim Dyan Martha Budhinugraeny sebagai hakim ketua dan Sihabudin dan Yeni sementara jaksa penuntut umum (JPU) terdiri dari Basri Bacho dan Aria Perkasa Utama serta Nurdaliah.
Kasus uang palsu ini sendiri terungkap pada bulan Desember 2024 lalu dan menggegerkan warga.
Pasalnya, uang palsu ini diproduksi di kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Jalan Yasin Limpo, Kabupaten Gowa dengan menggunakan mesin canggih dan hasilnya lolos dari mesin hitung uang dan tak terdeteksi X Ray.
berita viral
Makassar
sindikat uang palsu
UIN Alauddin Makassar
Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar
Annar Salahuddin Sampetoding
Bos Sindikat Uang Palsu
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
4 Kelakuan Annar Sampetoding Terdakwa Bos Uang Palsu UIN Makassar yang Perintah Wakapolsek Jaga Aset |
![]() |
---|
Sosok Eks Wakapolsek yang Sering Terima Uang Annar Salahuddin, Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar |
![]() |
---|
Siapa Syahruna? Terdakwa Kasus Uang Palsu UIN Makassar yang Pasrah Ditendang Annar Salahuddin |
![]() |
---|
Bos Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Blak-blakan Sebut Ada Orang di BI Terlibat, Kuncinya di DPO |
![]() |
---|
Ingat Annar Salahuddin Otak Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin? Ngamuk Mesin Disita, Tampar Anak Buah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.