Pasar Hewan Tulungagung Tutup Sementara Akibat PMK, Pedagang Makanan Kehilangan Omzet Rp 2 Juta
Selama tidak bisa berjualan, Yakin mengaku kehilangan omzet Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per pasaran.
Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Pemprov Jatim memang belum memutuskan penutupan pasar-pasar hewan di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), tetapi Pemkab Tulungagung sudah melakukannya.
Ini setelah pemda menutup sementara Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung di area persawahan dekat Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol selama 10-25 Januari 2025.
Penutupan ini atas perintah PJ Bupati Tulungagung untuk mengendalikan PMK. Sebuah spanduk dipasang di gerbang timur PHT mulai dipasang, Rabu (8/1/2025) untuk memberi pengumuman kepada pedagang pasar sapi dan kambing ini.
Penutupan ini juga berdampak kepada para pemilik warung makanan yang ada di dalam area PHT. Mereka biasa berjualan setiap pasaran Pahing, untuk melayani para pedagang dan peternak yang bertransaksi.
Sejumlah pedagang makanan datang ke PHT untuk mengamankan barang berharga yang ada di warung. Mereka membuka gembok gerbang darat yang biasa menjadi pintu masuk di hari pasaran.
Ada pedagang yang mengambil tabung gas karena rawan dicuri. Pada pula yang mengambil kerupuk dan peyek, karena khawatir rusak selama 16 hari, seperti yang dilakukan Yatin, pedagang di bedak nomor 18 PHT.
“Ini ambil peyek sama kerupuk. Yang lainnya tetap ditinggal,” ujar warga Desa Beji, Kecamatan Boyolangu ini.
Yatin yang datang bersama suaminya, keluar dari area PHT sambil membawa wadah berisi kerupuk dan peyek. Sementara tabung gas dan alat masak lain diamankan di dalam kotak kayu dan digembok.
Ia berharap penutupan kali ini tidak berlangsung lama seperti saat ledakan PMK tahun 2022. “Saat itu pasar hewan ditutup selama 4 bulan. Kami sama sekali tidak bisa berjualan,” ucapnya.
Dari pemberitahuan dari PHT, penutupan terakhir pada pasaran Pahing, Sabtu (25/1/2025) depan. Setelah itu para pedagang makanan akan diberi kabar selanjutnya melalui WhatsApp (WA).
Selama tidak bisa berjualan, Yakin mengaku kehilangan omzet Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per pasaran. “Kalau situasinya ramai, bisa sampai Rp 2 juta. Tetapi belakangan ini sepi karena isu PMK,” tambahnya.
PHT Tulungagung sebelumnya ada di Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, tepat di sebelah MTsN 1 Tulungagung. Para pedagang makanan yang berjualan di dalam pasar hewan ini kebanyakan juga dari Desa Beji dan sekitarnya. Saat PHT pindah ke lokasi baru, seluruh pedagang makanan ikut pindah.
Menurut Koordinator PHT Tulungagung, Suharmanto, total ada 58 pedagang makanan dan aneka barang yang terdata. “Saat ini mungkin yang aktif sekitar 35 orang. Kalau kondisi ramai semua berjualan, totalnya 58 lapak,” kata Suharmanto. *****
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
wabah PMK di Tulungagung
wabah PMK jilid 2
penutupan pasar hewan
Pasar Hewan Tulungagung tutup
pedagang rugi akibat PMK
PMK merugikan ekonomi
Tulungagung
Dapat Perlindungan Dari Kodim 0807/Tulungagung, Kejaksaan Tegaskan Tidak Hadapi Ancaman Tertentu |
![]() |
---|
Personel TNI dari Kodim 0807Jaga Kejari Tulungagung, Tindak Lanjut Perpres Nomor 66 Tahun 2025 |
![]() |
---|
4 Desa di Tulungagung Terdampak Longsor, Camat Pagerwojo Harap Ada Solusi SDN 02 Kradinan yang Rusak |
![]() |
---|
Pencuri Bertato Dibekuk Personel Polres Tulungagung, Mengaku Anggota Kopassus Dan Bawa Senpi Rakitan |
![]() |
---|
SDN 02 Kradinan Tulungagung Rusak Berat Diterjang Longsor, Kasek Menangis Pilu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.