Pembunuhan Vina Cirebon
Kekejaman Iptu Rudiana Dibongkar Saka Tatal dan Para Terpidana Kasus Vina, Otto Sampai Tahan Tangis
Ternyata, Iptu Rudiana tak hanya membiarkan anak buahnya menyiksa para terpidana kasus Vina secara kejam, tapi juga ikut menyiksa.
Ucil menegaskan kalau saat itu dirinya belum tahu kalau Iptu Rudiana adalah ayah Eky.
"Mereka datang, tiba-tiba nanyain itu, kamu tahu gak kejadian yang di flyover ini. Saya bilang gak tahu pak, saya udah 3 hari di sini, kejadian apa pak?," kata Ucil.
Kemudian Ucil pun dipaksa mengaku dengan cara kepalanya dibenturkan oleh Rudiana dan anggotanya.
"Saya dijedot-jedotin, di situlah saya mulai berontak, 'apa-apaan pak'," ujarnya.
Setelah itu Ucil pun dipaksa mengaku dan dipertemukan dengan Sudirman.
Sudirman pun menyebut kalau Ucil adalah Andika, dan setelah itu mereka dibawa ke Polres Cirebon Kota.
Ucil pun dibawa ke Unit Narkoba Polres Cirebon Kota dan dipaksa mengaku membunuh dan memperkosa.
Dirinya pun ingat betul kalau oknum yang memukulinya itu adalah Iptu Rudiana.
"Di polsek saya dijedot-jedotin sama dia (Rudiana) sama anggotanya, itu tanggal 1 September 2024," tandas Ucil.
Pengakuan serupa diucapkan Hadi Saputra, terpidana kasus Vina Cirebon lainnya.
Hadi yang menjadi saksi mahkota untuk 5 terpidana lain mengungkap, saat tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agsutus 2016, dia tidur di rumah kontrakan milik Kahfi (RT Pasren) bersama sembilan temannya.
Hadi dan 9 temannya itu baru bangun esok harinya, tanggal 28 Agustus 2016 setelah dibangunkan RT Pasren.
Baca juga: Dukung Iptu Rudiana Dihadirkan di Sidang PK Terpidana Kasus Vina, Pakar: Keterangan Bisa Dibatalkan
Hadi bahkan baru mengetahui tewasnya Eky dan Vina di fly over Talun setelah dua hari kejadian.
Karena tak tahu menahu, Hadi pun melakukan aktivitas seperti biasa.
Baru, pada tanggal 31 Agustus 2016 saat tengah berkumpul dengan teman-temannya dia ditangkapi polisi dari unit Narkoba Polres Cirebon Kota.
Saat itu lah penderitaan Hadi dan teman-temannya dimulai.
Saat ditangkap dia sudah ditempeleng oleh polisi hingga disuruh jalan jongkok menuju kantor Unit Narkoba Polres Cirebon Kota.
Setelah itu dimulailah pemeriksaan.
Saat itu yang diperiksa pertama adalah Sudirman dan Jaya ditempat terpisah dengan Hadi dan yang lainnya.
"Waktu itu saya mendengar anggota bilang, udah catutin saja nama teman-teman kalian," ungkap Hadi.
Saat itu, Hadi mendengar Jaya mengatakan kalau Eko yang nguber korban dan dia yang memukul.
Jaya mengatakan itu seperti orang ketakutan.
Gak lama setelah itu polisi masuk ke ruangannya.
"Kita semua langsung dipukul diinjek-injek. Banyak polisi.
Pakai tangan, pakai kaki. Apa aja yang disitu.
Saya cuma mikir, ini ada apa kok begini," ungkap Hadi dengan terbata-bata menahan tangis.
Mendapat penganiayaan itu Hadi langsung memikirkan rencana pernikahannya yang hanya tinggal 2 minggu ke depan.
"Saya mikir, saya ini gimana pernikahan saya. 2 mingguan lagi. Saya habis dipukulin," ungkapnya sambil menangis.
Di sela penganiayaan itu, datang seorang polisi yang mengatakan bahwa salah satu orang yang ada di sana adalah ayah dari korban.
"Datang lagi, saya mendengar seorang polisi mengatakan: 'Kalian tahu gal, siapa yang kalian bunuh'.
Siapa pak, tahu juga enggak kejadian. 'Ini bapaknya," katanya.
Saat itu Hadi tidak sempat melihat sosok polisi yang dimaksud, namun seiring berjalannya waktu , polisi itu adalah Iptu Rudiana, Kanit Narkoba Polres Cirebon Kota saat itu.
Setelah itu, mereka dipukuli terus hingga akhirnya Hadi dipanggil untuk diperiksa di ruangan terpisah.
Di ruangan itu, Hadi disuruh jongkok hingga dipukul sampai muntah darah dari mulut dan hidungnya. Setelah itu dia ditinggal sendirian.
Sesudah itu, hampir maghrib mereka dibawa ke ruang tahanan, tapi tidak masuk ke sel.
"Kami disuruh jongkok. Disitu tangan saya dipukuli pakai penggaris besi. Agak lama itu, di situ saya paling ingat, anggota bernama pak Anwar. Dia ambil gembok pukul-pukul kepala saya," katanya masih dengan suara terbata-bata menahan tangis.
Hadi menceritaka saat itu gembok itu sampai nancap di kepala hingga darah segar keluar seperti air mancur.
"Luka buktinya masih ada apa," katanya.
Saat itu, luka itu tidak diobati, hanya ditempeli bubuk kopi.
Setelah itu, seorang temannya mengaku haus dan meminta minum.
"Gak tahunya dikasihnya air kencing," ungkap Hadi dengan tangisan yang lebih keras.
Melihat hal itu, ketua majelis hakim langsung menskors sidang, memberi waktu Hadi untuk bisa menenangkan diri.
Sementara itu, Iptu Rudiana pernah membantah melakukan penganiayaan kepada para tersangka.
Bahkan ia berdalih hanya mengamankan, bukan menangkap para terpidana.
"Saya enggak nangkap ya, saya hanya mengamankan saja."
"Beda ya nangkap dan saya amankan, karena saat itu saya baru tahu mereka pelakunya," ujar Rudiana.
Rudiana juga menegaskan bahwa tuduhan penganiayaan yang dilayangkan kepadanya tidak benar.
"Soal penganiayaan itu tidak ada. Tidak ada penganiayaan," ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pengakuan Eko Bongkar Boroknya Perlakuan Iptu Rudiana Saat Interogasi Terpidana Kasus Vina Cirebon
Iptu Rudiana
Saka Tatal
Otto Hasibuan
Terpidana Kasus Vina Cirebon
Sidang PK Terpidana Kasus Vina
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Ingat Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon yang Ditembak Peluru Karet? Tiba-tiba ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
7 Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Pidana Seumur Hidup dengan Remisi Perubahan, Jutek Beraksi |
![]() |
---|
Kondisi Miris Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon Usai PK Ditolak, Otto Hasibuan: Harus Dicek |
![]() |
---|
2 Jalan agar Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Hukuman Seumur Hidup, Ini Kata Otto Hasibuan |
![]() |
---|
Kabar Baik 7 Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Hukuman Seumur Hidup, Otto Hasibuan Kaji 2 Hal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.