Pembunuhan Vina Cirebon

Pengakuan Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon: Lihat Pegi, Korban Dilempari Batu 8 Orang, Dikejar 4 Motor

Saksi bernama Aep ini menyebut sosok Pegi memang berada di dlokasi kejadian saat Vina Cirebon dan Eki dikejar hingga ditemukan terbunuh.

Editor: Musahadah
kolase istimewa
Hubungan Vina Cirebon, Eky hingga Pegi Setiawan terduga otak pembunuhnya terungkap di foto ini. Terbaru, saksi kunci mengungkap detik-detik kejadian. 

Kartini juga menegaskan, bahwa saat peristiwa tragis pembunuhan Eki dan Vina terjadi pada tahun 2016, Pegi tidak berada di Cirebon.

"Pada 27 Agustus 2016, Pegi sudah bekerja di Bandung menjadi kuli bangunan, dan saat kejadian itu terjadi, Pegi tidak ada di Cirebon," ujarnya.

Menurut Kartini, Pegi mulai bekerja di Bandung tiga bulan sebelum kasus pembunuhan tersebut terjadi dan baru kembali ke Cirebon empat bulan kemudian, tepatnya pada bulan Desember 2016.

Ada Pegi yang Lain

Pegi Setiawan, buronan kasus Vina Cirebon yang mengaku dijadikan tumbal orang-orang penting atau pejabat.
Pegi Setiawan, buronan kasus Vina Cirebon yang mengaku dijadikan tumbal orang-orang penting atau pejabat. (kolase tribun jabar)

Pegi tercatat sebagai warga Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Namun, di sana, Pegi kurang dikenal oleh masyarakat.

Justru, ada nama Pegi lain yang lebih gaul dibandingkan Pegi Setiawan.

Menurut Kepala Desa Kepompongan, Wawan Setyawan, di desanya memang ada lima nama Pegi. 

"Pegi yang kemarin ditangkap itu kehidupan sehari-harinya di wilayah kota, jarang bergaul di desa. Jadi, Pegi yang ditangkap mah kurang dikenal oleh masyarakat, sementara Pegi lainnya dikenal karena sering bergaul," ujar Kepala Desa Kepompongan, Wawan Setyawan di kantor desa, Kamis (23/5).

Meski begitu, Wawan mengatakan, penangkapan Pegi tetap saja sangat mengejutkan warga di desanya.

"Kami benar-benar tak menyangka," ujarnya.

Terlebih, keluarga Pegi itu adalah keluarga tak mampu dan kerep menerima bantuan dari pemerintah desa. 

"Kami melihat kondisi keluarga Pegi sekeluarga itu, yang kami tahu orang kurang mampu."

"Makanya kami sempat memberikan bantuan program rutilahu sebanyak dua kali, bantuan PKH dan bantuan lainnya karena memang kondisinya semacam itu," ujarnya.

Kurang dikenalnya Pegi Setiawan alias Perong juga diungkapkan Ketua RT 2/3, di Blok Simaja, Desa Kepompongan, Aries Lesmana.

Dia mengatakan, selama ini Pegi jarang bergaul dan lebih sering bermain di luar desa. 

"Saya kurang tahu apakah dia sering pulang atau tidak. Terakhir lihat waktu Lebaran lalu," ujar Aries, kemarin.

Masniah (55), tetangga Pegi, mengatakan sejak kecil Pegi sudah tinggal di rumah neneknya. 

"Ya dari dulu (kecil) Pegi tinggal di sini, kesehariannya Pegi kuli bangunan," ujar Masniah.

Menurutnya, sudah lima hari Pegi meninggalkan rumahnya.

Saat itu, Pegi pergi meninggalkan Cirebon menuju Bandung untuk ikut ayahnya bekerja. 

Ia mengungkapkan, sudah cukup lama Masniah tidak melihat Pegi beraktivitas di rumah.

Sebab, Pegi juga jarang bergaul dan hanya ibunya saja yang kerap mengikuti agenda pengajian.

"Terakhir ngeliat di sini kurang paham, karena saya jarang ketemu sama Pegi. Tapi ibunya saja suka ngomong ke saya," ujarnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved