Pembunuhan Vina Cirebon

Pengakuan Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon: Lihat Pegi, Korban Dilempari Batu 8 Orang, Dikejar 4 Motor

Saksi bernama Aep ini menyebut sosok Pegi memang berada di dlokasi kejadian saat Vina Cirebon dan Eki dikejar hingga ditemukan terbunuh.

Editor: Musahadah
kolase istimewa
Hubungan Vina Cirebon, Eky hingga Pegi Setiawan terduga otak pembunuhnya terungkap di foto ini. Terbaru, saksi kunci mengungkap detik-detik kejadian. 

SURYA.co.id - Meski Pegi Setiawan dan keluarga mati-matian membantah terlibat dalam kasus pembunuhan Vina Dewi alias VIna CIrebon dan MUhammad Rizky alias Eki, namun saksi mata mengungkap fakta berbeda. 

Saksi bernama Aep ini menyebut sosok Pegi yang dilihatnya di foto-foto yang beredar, memang berada di lokasi kejadian sesaat sebelum Vina CIrebon dan Eki ditemukan terbunuh. 

Aep bahkan sempat melihat Vina Cirebon dan Eki dikejar sekira delapan orang mengendarai 4 motor.

Delapan orang ini melempari batu Vina dan Eki yang saat itu pergi mengendarai motor. 

Kesaksian Aep itu diungkapkan saat diwawancara dalam program Kabar Utama Pagi TVOne, Jumat (24/5/2024). 

Baca juga: Update Kasus Vina Cirebon: Pegi Setiawan Ngaku Dijadikan Tumbal Pejabat, Kades Ungkap Nama Pegi Lain

Diceritakan Aep, saat kejadian itu dia sedang berada di warung sedang berbelanja, tak jauh dari lokasi. 

"Waktu kejadian, kebetulan keberadan saya lagi di warung, ada sejumlah motor liwat. Lalu dilempari batu.

Perkiraan ada 4 motor yang mengejar," terang Aep. 

Saat ditanya apakah satu diantaranya adalah Pegi seperti yang ada di foto, Aep mengaku tak tahu namanya, tapi dia mengenali wajahnya. 

"Yang jelas, saya tahu wajahnya. Kalau wajahnya Saya mengenali," kata Aep. 

"Benar yang ditangkap (Pegi), sosok yang dilihat?," tanya presenter TVOne. 

Aep pun membenarkan.

"Iya, saya melihat," akunya. 

Diakui Aep, kejadian itu berlangsung pada malam hari. 

Empat motor yang mengejar Vina dan Eki, diantaranya  Vixion, Suzuki Satria, dan Beat.

"Ada sekitar 8 orang," akunya. 

Saat ditanya, apakah delapan orang yang dilihat itu yang kini menjadi terpidana, Aep mengaku sebagian benar. 

Aep mengaku setelah mengetahui ada pemotor yang dilempari batu oleh 4 pemotor lainnya, dia memilih untuk pulang. 

Karena itu, dia tidak tahu peristiwa selanjutnya. 

"Selebihnya gak tahu, karena (saya) takut kena sasaran.

Berhubung di situ sepi. jadi di situ jam 9 sudah sepi.

Setelah itu memutuskan buru-buru pulang," katanya, 

Aep lalu mengungkapkan, delapan orang yang melempari VIna dan Eki itu memang kerap terlihat sering nongkrong di tempat itu, tepatnya depan SMP 11. 

"Saya tahu karena saya sering lihat.

Sering nongkrong sore jam 5 atau malam," katanya. 

Saat ditanya apakah terpidana Saka Tatal yang kini telah bebas juga ada di di sana, Aep mengaku tak melihatnya. 

"Pas waktu penangkapan, Saka Tatal gak ada," katanya. 

Diakui Aep, dia pernah dimintai keterangan saat kasus ini bergulir pada 2016 silam. 

Dan, baru-baru ini dia kembali didatangi polisi untuk dimintai keterangan terkait hal ini. 

Meski demikian, dia belum pernah memberikan kesaksian di persidangan 8 terpidana sebelumnya. 

"Sempat dipanggil cuma gak datang," tegasnya. 

Pegi Mengaku Jadi Tumbal Pejabat

Di bagian lain, Pegi Setiawan, yang sempat menjadi buronan kasus pembunuhan Vina Dewi alias Vina Cirebon dan Muhammad Rizky alias Eki mengaku menjadi tumbal kasus ini. 

Pegi Setiawan yang ditangkap jajaran Ditreskrimum Polda Jabar  pada Selasa (21/5/2024) bahkan menyebut orang-orang penting atau pejabat yang sengaja mengorbankannya. 

Hal itu diucapkan Pegi Setiawan saat bertemu dengan sang ibu, Kartini (48) ketika dijenguk di Mapolda Jabar belum lama ini. 

Kartini yang seorang asisten rumah tangga (ART) di kantor advokat mengaku mendapat kabar penangkapan anaknya dari sang majikan. 

"Ya, kemarin saya mengunjungi anak kandung saya Pegi Setiawan setelah mendapat kabar dari Ibu Yanti (majikan sekaligus kuasa hukum Pegi) bahwa anak saya ditangkap polisi," ujar Kartini saat diwawancarai di kantor kuasa hukum Pegi di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Kamis (23/5/2024) petang.

Baca juga: Siasat Pegi Kaburkan Identitas di Kasus Vina Cirebon, Benarkah Dikambinghitamkan? Ini Kata Polisi

Di pertemuan itu, Kartini, istri dari Rudi (55), mengingatkan Pegi untuk selalu berkata jujur sesuai dengan apa yang dialaminya.

"Jika memang kamu tidak melakukan perbuatan itu, walaupun dipaksa untuk mengaku, jangan sampai mengatakan iya."

"Meskipun wajahmu sampai bonyok atau bahkan sampai mati," ucapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Pegi juga mengucapkan permintaan maaf yang mendalam kepada Kartini, mengungkapkan ketakutannya akan kemungkinan pertemuan terakhir mereka.

"Pegi minta maaf kalau pertemuan ini yang terakhir."

"Pegi minta maaf ke Mamah dan Bapak," jelas Pegi, sebagaimana dituturkan oleh Kartini.

Pegi merasa dirinya hanya menjadi korban dari kepentingan pihak-pihak tertentu.

"Biarin Pegi jadi tumbal orang-orang penting, pejabat. Pegi kan tidak melakukan apa-apa. Seandainya jika Pegi mati pun, Pegi mati syahid," kata Pegi kepada Kartini.

Kartini juga menegaskan, bahwa saat peristiwa tragis pembunuhan Eki dan Vina terjadi pada tahun 2016, Pegi tidak berada di Cirebon.

"Pada 27 Agustus 2016, Pegi sudah bekerja di Bandung menjadi kuli bangunan, dan saat kejadian itu terjadi, Pegi tidak ada di Cirebon," ujarnya.

Menurut Kartini, Pegi mulai bekerja di Bandung tiga bulan sebelum kasus pembunuhan tersebut terjadi dan baru kembali ke Cirebon empat bulan kemudian, tepatnya pada bulan Desember 2016.

Ada Pegi yang Lain

Pegi Setiawan, buronan kasus Vina Cirebon yang mengaku dijadikan tumbal orang-orang penting atau pejabat.
Pegi Setiawan, buronan kasus Vina Cirebon yang mengaku dijadikan tumbal orang-orang penting atau pejabat. (kolase tribun jabar)

Pegi tercatat sebagai warga Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Namun, di sana, Pegi kurang dikenal oleh masyarakat.

Justru, ada nama Pegi lain yang lebih gaul dibandingkan Pegi Setiawan.

Menurut Kepala Desa Kepompongan, Wawan Setyawan, di desanya memang ada lima nama Pegi. 

"Pegi yang kemarin ditangkap itu kehidupan sehari-harinya di wilayah kota, jarang bergaul di desa. Jadi, Pegi yang ditangkap mah kurang dikenal oleh masyarakat, sementara Pegi lainnya dikenal karena sering bergaul," ujar Kepala Desa Kepompongan, Wawan Setyawan di kantor desa, Kamis (23/5).

Meski begitu, Wawan mengatakan, penangkapan Pegi tetap saja sangat mengejutkan warga di desanya.

"Kami benar-benar tak menyangka," ujarnya.

Terlebih, keluarga Pegi itu adalah keluarga tak mampu dan kerep menerima bantuan dari pemerintah desa. 

"Kami melihat kondisi keluarga Pegi sekeluarga itu, yang kami tahu orang kurang mampu."

"Makanya kami sempat memberikan bantuan program rutilahu sebanyak dua kali, bantuan PKH dan bantuan lainnya karena memang kondisinya semacam itu," ujarnya.

Kurang dikenalnya Pegi Setiawan alias Perong juga diungkapkan Ketua RT 2/3, di Blok Simaja, Desa Kepompongan, Aries Lesmana.

Dia mengatakan, selama ini Pegi jarang bergaul dan lebih sering bermain di luar desa. 

"Saya kurang tahu apakah dia sering pulang atau tidak. Terakhir lihat waktu Lebaran lalu," ujar Aries, kemarin.

Masniah (55), tetangga Pegi, mengatakan sejak kecil Pegi sudah tinggal di rumah neneknya. 

"Ya dari dulu (kecil) Pegi tinggal di sini, kesehariannya Pegi kuli bangunan," ujar Masniah.

Menurutnya, sudah lima hari Pegi meninggalkan rumahnya.

Saat itu, Pegi pergi meninggalkan Cirebon menuju Bandung untuk ikut ayahnya bekerja. 

Ia mengungkapkan, sudah cukup lama Masniah tidak melihat Pegi beraktivitas di rumah.

Sebab, Pegi juga jarang bergaul dan hanya ibunya saja yang kerap mengikuti agenda pengajian.

"Terakhir ngeliat di sini kurang paham, karena saya jarang ketemu sama Pegi. Tapi ibunya saja suka ngomong ke saya," ujarnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved