Rumah Ketua KPPS Dilempari Bom

SOSOK Otak Pengeboman Rumah Ketua KPPS di Pamekasan Ternyata Residivis, Sasaran Anak Sulung Korban

Ini lah sosok otak pengeboman rumah Ketua KPPS di Pamekasan Madura. Ternyata bukan KUsyairi sasarannya tapi anak sulungnya.

Penulis: Muchsin | Editor: Musahadah
kolase surya.co.id/luhur pambudi/muchsin
MA, otak pengeboman rumah Ketua KPPS di Pamekasan ditangkap polisi. 

Ternyata di TPS yang diketuai Kusyairi itu, suara paslon nomor 2 Prabowo-Gibran mendapat suara terbanyak yakni 173 suara.

Sedangkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendapat 61 suara.

Sementara Ganjar - Mahfud mendapat 28 suara.

Baca juga: Fakta Rumah Ketua KPPS Pamekasan Dilempari Bom oleh OTK, Korban Yakin Tak Berhubungan dengan Pemilu

"Kalau Caleg saya tidak hafal perolehan suaranya," kata Kusyairi saat ditemui di rumahnya, Selasa (20/2/2024).

Berdasarkan informasi yang Kusyairi dapat, di 8 TPS Desa Nyalabu Daya, Prabowo - Gibran menang suara dari dua paslon Capres - Cawapres yang lainnya.

Kusyairi memperkirakan, jarak lokasi TPS 6 dengan rumahnya yang di bom ini sekitar 300 meter. 

Sependengaran dia, mayoritas di Desa Nyalabu Daya meemilih Prabowo - Gibran.

"Hasilnya antara Prabowo dengan Anies agak tipis di seluruh Desa Nyalabuh Daya ini," tutupnya.

Disinggung kaitan teror bom yang dialami dengan hasil pemilu ini, Kusyairi justru menyangsikan.  

Pria berusia 53 tahun ini memastikan tidak ada konflik apa pun saat pencoblosan dan setelah penghitungan suara di TPS setempat.

Kusyairi memastikan tidak ada masyarakat setempat, KPPS, dan pendukung calon Presiden atau pendukung calon Legislatif yang cekcok masalah penghitungan suara.

"Aman - aman saja. Hanya malam Senin itu saya dapat undangan mantenan di Hotel Cahaya Berlian. Saya tidak bisa berkumpul malam itu dengan teman-teman," kata Kusyairi saat ditemui di rumahnya, Selasa (20/2/2024) pagi.

Bapak tiga anak ini juga menceritakan, sedari jelang Pemilu 2024 aktif keliling kampung dan balai desa setempat untuk bertemu temannya.

Saat pertemuan itu, dia merasa tidak mempunyai masalah apa pun dengan temannya dan juga dengan masyarakat setempat.

"Misal ada orang niat jelek dan benci ke saya, kenapa tidak mencelakai saya saat berjalan keliling kampung, karena saya selalu bepergian sendirian. Di situ anehnya," heran Kusyairi

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved