Rumah Ketua KPPS Dilempari Bom

Fakta Rumah Ketua KPPS Pamekasan Dilempari Bom oleh OTK, Korban Yakin Tak Berhubungan dengan Pemilu

Kusyairi, Ketua KPPS di Desa Nyalabu Daja, Pamekasan, menjadi korban pelemparan benda berbahan peledak, hingga menghancurkan rumahnya.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Surya.co.id
Rumah ketua KPPS di Pamekasan dilempari bom oleh orang tak dikenal. Kusyairi meyakini dirinya tak terlibat permasalahan apapun saat bertugas selama pemilu. 

SURYA.CO.ID - Inilah fakta rumah ketua KPPS di Pamekasan yang dilempari bom oleh orang tak dikenal, Senin (19/2/2024) dini hari.

Kusyairi, Ketua KPPS di Desa Nyalabu Daja, Pamekasan, menjadi korban pelemparan benda berbahan peledak, hingga menghancurkan rumahnya.

Ketika ditanya perihal keterkaitan peristiwa tersebut dengan pemilu, Kusyairi meyakini bahwa itu tidak ada hubungannya.

Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus yang merugikan keluarga Kusyairi itu.

Berdasar laporan reporter Surya.co.id di lapangan, berikut deretan faktanya.

1. Dilempari saat dini hari

Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Sri Sugiarto mengatakan, sebelum terjadi ledakan, pemilik rumah sedang tidur.

Suara ledakan keras baru didengar pemilik rumah saat terdengar beberapa barang yang jatuh seperti bunyi piring pecah.

Seketika itu, pemilik rumah langsung bangun dan keluar rumahnya.

Baca juga: Sosok Kusyairi Ketua KPPS yang Rumahnya Dilempari Bom di Pamekasan: Berprofesi Guru, Anak Selamat

Tak disangka, saat mengecek ke halaman rumah sebelah timurnya, Kusyairi melihat warga setempat berdatangan dan menanyakan asal bunyi ledakan tersebut.

"Pagi itu pak Kusyairi belum tahu pasti dimana ledakan itu terjadi. Lalu ada warga yang menunjukkan, bunyi ledakan itu berasal dari rumah belakang Kusairi," kata AKP Sri Sugiarto, Selasa (20/2/2024).

2. Kondisi rumah Kusyairi hancur

Tak disangka, bagian belakang rumahnya sudah berantakan.

Beberapa lampu penerang di bagian belakang rumahnya juga padam akibat ledakan tersebut.

Tal hanya itu, atap rumah, kaca jendela, lemari, dan barang lainya juga hancur berantakan.

"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, dan tafsir kerugian material yang rusak sekitar Rp 10 juta," ujarnya.

Penuturan matan Kapolsek Palengaan ini, tim Inafis Satreskrim telah melakukan olah TKP.

Begitu pula, tim Gegana Satbrimob Polda Jatim Batalyon D Pamekasan dan tim penjinak bom Gegana Polda Jatim juga telah melakukan olah TKP.

Baca juga: Sampaikan Kepedulian Pada Petugas TPS Yang Gugur, KPU Pamekasan Serahkan Santunan Rp 46 Juta

Tak hanya itu, tim Labfor Polda Jatim juga ikut melakukan olah TKP.

"Selain mengumpulkan keterangan saksi-saksi, tim Labfor Polda Jatim telah mengumpulkan barang bukti untuk melakukan pemeriksaan di Labfor Polda Jatim," tutupnya.

3. Tak merasa punya masalah

Ditemui wartawan surya.co.id di rumahnya di Dusun Timur, Desa Nyalabu Daja, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan, Selasa (20/2/2024) siang, Kusyairi masih tidak menyangka rumah seluas 6 x 4 meter itu kini hancur berantakan. 

Pria berusia 53 tahun ini memastikan tidak ada konflik apa pun saat pencoblosan dan setelah penghitungan suara di TPS setempat.

Kusyairi memastikan tidak ada masyarakat setempat, KPPS, dan pendukung calon Presiden atau pendukung calon Legislatif yang cekcok masalah penghitungan suara.

"Aman - aman saja. Hanya malam Senin itu saya dapat undangan mantenan di Hotel Cahaya Berlian. Saya tidak bisa berkumpul malam itu dengan teman-teman," kata Kusyairi saat ditemui di rumahnya, Selasa (20/2/2024) pagi.

Bapak tiga anak ini juga menceritakan, sedari jelang Pemilu 2024 aktif keliling kampung dan balai desa setempat untuk bertemu temannya.

Saat peryemuan itu, dia merasa tidak mempunyai masalah apa pun dengan temannya dan juga dengan masyarakat setempat.

"Misal ada orang niat jelek dan benci ke saya, kenapa tidak mencelakai saya saat berjalan keliling kampung, karena saya selalu bepergian sendirian. Di situ anehnya," heran Kusyairi

Kusyairi menduga teror yang diduga ledakan bom yang menimpa rumahnya ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2024.

Dugaan ini dikuatkan saat proses pencoblosan di TPS dusun setempat tidak ada masalah apa pun.

"Mungkin ada orang tidak suka ke saya perihal apa saya tidak tahu, yang jelas selama proses pencoblosan di TPS sini saya menjalankan sesuai aturan, artinya tidak ada kecurangan apa pun. Hati orang kan tidak ada yang tahu seperti apa isinya," duganya.

Kusairi juga mengaku tidak mengalami intimidasi dari oknum atau tokoh masyarakat setempat agar memenangkan salah satu Capres atau Caleg saat pencoblosan suara.

Dia memastikan semua pencoblosan Pemilu di TPS Dusun setempat dilakukan dengan jujur dan transparan yang disaksikan 16 saksi partai serta Bawaslu.

"Saya tidak punya masalah apapun dengan warga setempat, orang niat jelek ke saya, saya tidak tahu juga. Kalau saya punya salah ke orang, saya pribadi mohon maaf, tapi saya merasa tidak punya masalah apa pun," tutupnya.

4. Pelaku pakai bom bondet

Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Jatim menduga teror ledakan di rumah Kusyairi berasal dari bom ikan alias bondet. 

Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo mengatakan, dugaan itu muncul setelah pihaknya melakukan olah TKP bersama Tim Tim Balistik Metalurgi Forensik (Balmetfor) Bidlabfor Polda Jatim. 

Diakui, sejak hari kejadian telah mengerahkan empat orang anggota dalam tim khusus tersebut. 

Dan, terdapat sejumlah barang bukti dari lokasi ledakan yang telah diamankan untuk dibawa dan diteliti di Laboratorium Forensik Bidlabfor Mapolda Jatim. 

"Dugaan Bom ikan (bondet). BB sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut secara laboratoris kriminalistik," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (20/2/2024). 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved