Berita Tulungagung

Kronologi & Detik-detik Mahasiswi IAIN Tulungagung Dilecehkan Kakak Kelasnya, di Gazebo Wilis Kediri

Sepanjang jalanan G menangis karena terus dilecehkan MA. Sampai di traffic light Ngadiluwih, MA menghentikan motornya.G turun naik bus ke Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Anas Miftakhudin
David Yohanes
Para mahasiswa yang bergabung dalam Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara, menggelar aksi di rektorat. 

SURYA.CO.ID I TULUNGAGUNG- Para mahasiswa yang bergabung dalam Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara bersama LPM Dimensi, mengungkap dugaaan pelecehan seksual yang dilakukan MA.

Diduga ada banyak korban pelecehan yang dilakukan oleh MA.

Namun saat ini baru satu laporan dari mahasiswi, G yang saat ini dalam proses sidang internal IAIN Tulungagung.

Berdasar penuturan G kepada LPM Dimensi IAIN Tulungagung, MA berusaha memperkosanya.

Baca juga: Mahasiswa IAIN Tulungagung Gelar Aksi Solidaritas Korban Pelecehan Seksual di Kampus

Baca juga: Pengakuan Polisi Nakal Ini Aneh, Bripka S Temani LSM dan Media, Awalnya Kok Ngaku Anggota Ditnarkoba

Baca juga: Tega Amat Ibu Ini, Bayi Perempuan Baru Lahir Plus Ari-ari Dimasukkan Karung, Dibuang di Kebun

MA adalah mahasiswa semester 11  jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI), Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FaSIH) IAIN Tulungagung.

Pada 2 September 2020 sekitar pukul 03.00 WIB, MA dan G berada di warung kopi tidak jauh dari kampus.

G meminta MA mengajaknya berkemah, dan MA merekomendasikan berangkat berdua ke area Gazebo Wilis Kediri.

G menolak jika harus pergi berdua bersama MA.

Ia ingin mengajak teman perempuan, dan MA juga diminta mengajak teman laki-laki.

Namun MA menolak pergi jika tidak hanya berdua saja.

G kemudian menyetujui syarat dari MA karena ia mempunyai pemikiran positif.

MA yang dikenal sebagai aktivis mahasiswa pasti tidak akan melakukan hal yang tak terpuji.

Saat G tengah mandi sebelum berangkat, MA mengirim sejumlah pesan lewat ponsel.

Pesan itu berisi hal-hal yang memancing pada aktivitas seksual.

Namun G masih berpikir positif dan tidak merespon pancingan MA.

G dan MA akhirnya berangkat ke Gazebo Wilis Kediri dengan sepeda motor.

Kronologinya:

Saat dalam perjalanan, sekitar pukul 19.00 WIB penglihatan terhalang oleh kabut.

MA menghentikan motornya dan berhenti si sebuah warung bertingkat yang sudah tutup.

Ruangan bawah warung bambu itu ada sekitar tiga bilik, dan satu bilik di lantai dua.

Dari lantai satu, mereka naik ke lantai dua.

Saat itu MA mulai berbuat kurang ajar, dengan memegang pantat G dengan alasan membantu naik.

G melawan dengan menyingkirkan tangan MA.  

Usai makan, tiba-tiba G merasa kedinginan.

Kesempatan itu dimanfaatkan MA untuk merangkulnya.

Baca juga: Janda Sidoarjo Kendalikan 600 PSK Lewat Prostitusi Online, Alasannya Bingung Cari Uang Dimana

Baca juga: Dua PNS Sudah Bolos, Terekam Mesum di Mobil, Akhlaknya Sudah Rusak, Ini Dampak Mobil Bergoyang

Baca juga: Di Madura Kakak Beradik Jalin Asmara Terlarang Hingga Melahirkan, di Manado Ibu dan Anak Inses

G kembali melawan dengan menyingkirkan tangan MA, namun MA terus berusaha meneruskan aksi bejatnya.

G akhirnya berhasil menghentikan aksi MA.

Para mahasiswa yang bergabung dalam Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara, menggelar aksi di rektorat.
Para mahasiswa yang bergabung dalam Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara, menggelar aksi di rektorat. (David Yohanes)

Bukannya sadar dengan aksi tak terpujinya, MA malah berusaha mengajak G berbicara hal-hal yang mengarah pada aktivitas seksual.

Dia kembali berusaha merangkul G.

Bahkan dengan berani dia memasukkan tangannya ke baju G.

G terus melawan, namun MA kembali menyerangnya dan semakin berani.

MA berani mendekap kuat G hingga tidak bisa melawan, dan menciumi bibirnya.

Melihat G melawan, MA justru tertawa terbahak-bahak. 

G menangis dan terus mempertahankan pakainnya dari aksi MA yang beusaha meremas dadanya.

Pakaian dalam G lepas karena aksi bejat MA.

G akhirnya berhasil melepaskan diri dan  kaluar dari warung itu. 

G terus menangis dan meminta pulang. 

MA yang gusar sempat membentaknya agar berhenti menangis. 

Pukul 20.00 WIB mereka beranjak pulang dari warung itu. 

Sepanjang perjalanan MA meneruskan aksi bejatnya.

Meski sambil memegang kemudia motor, dia berulang kali meraba tubuh G.

Area dada hingga bagian vital G tidak lepas dari sasaran tangan jahil MA.

Sesekali MA menarik tangan G agar memeluk tubuhnya.

G terus melawan dan meminta agar turun dari sepeda motor.

Baca juga: Masya Allah, Mama Muda di Probolinggo Tega Buang Bayinya di Tengah Persawahan Tanpa Dilapisi Kain

Baca juga: Janda Genit di Madiun, Kendalikan Prostitusi Online, Anak Buahnya Masih Berusia 15 Tahun

Baca juga: Ini Motif Dua Tersangka Penyebar Video Syur Mirip Gisel, Penyidik Jadwalkan Gisel Diperiksa 17 Besok

Sepanjang perjalanan G terus menangis karena terus dilecehkan secara seksual oleh MA. 

Sesampai di lampu merah  Ngadiluwih MA menghentikan motornya.

G kemudian turun dan naik bus arah Tulungagung yang kebetulan melintas.

LPM Dimensi mengadukan kasus ini ke rektorat pada 16 September 2020.

G diundang kampus pada 1 Oktober 2020, namun G gagal masuk ke rektorat karena suhu tubuhnya di atas 37 derajat celcius.

Saat itu G ditemui seorang wakil dekan, yang justru semakin membuatnya tertekan.

Sebab G diminta memaafkan tindakan MA. Sementara LPM Dimensi dilarang melanjutkan pendampingan kasus ini.

Wakil dekan itu beralasan agar aib yang dialami G tidak diketahui secara meluas.

Pada 7 Oktober 2020, MA mengirim pesan berisi permohonan maaf ke G.

MA mengaku mengeluarkan perkataan cabul dan kasar, namun tidak mengaku berbuat asusila.

G semakin tertekan, saat MA diwisuda pada 10 November kemarin.

Pihak rektorat akhirnya menggelar sidang internal untuk menangani aduan dari G hari ini, Senin (16/11/2020).

Sidang Internal

Pihak rektorat IAIN Tulungagung tengah melakukan sidang internal, terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh MA.

Kasus ini mencuat setelah diungkap oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dimensi bersama  Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara.

MA diduga telah melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah mahasiswi.

Namun saat ini baru G, mahasiswi terakhir yang nyaris diperkosa MA berani melapor.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Tulungagung, Abad Badruzzaman sempat menemui para mahasiswa yang menggelar aksi solidaritas untuk G.

Abad mengatakan, laporan terkait kesusilaan ditangani berdasar Kode Etik Mahasiswa (KEM).

Namun jika sudah masuk ranah pelecehan dan kekerasan seksusal, IAIN Tulungagung belum punya organ yang menangani.

Para mahasiswa yang bergabung dalam Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara, menggelar aksi di rektorat.
Para mahasiswa yang bergabung dalam Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara, menggelar aksi di rektorat. (David Yohanes)

"Kami sudah berkoordinasi  dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PGSA) untuk segera merilis dan disahkan rektor,  peraturan rektor untuk penanggulangan dan pencegahan pelecehan seksual," terang Abad.

Baca juga: Pertemuan Perdana Duda Tulungagung dengan Wanita yang Baru Dikenal Berakhir di Makam

Baca juga: Rumah Dinas di Puskesmas Curahnongko Jember Dipakai Selingkuh, Artisnya Diduga Dokter dan Bidan

Baca juga: Dua Wanita Tangguh Ini Korban Kesadisan Pria, Ayu Dimasukkan Karung, Fitri Dibuang ke Semak-semak

Lanjutnya, laporan G sudah pernah disidang di tingkat Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FaSIH).

Namun karena tidak ada titik temu, kasus ini diambil alih rektorat.

Abad meminta waktu untuk melaksanakan sidang, untuk merumuskan kasusnya, materi pelanggaran hingga memutuskan hukuman untuk pelaku.

"Kami merumuskan perkara berdasarkan KEM. Namun jika berkembang bisa masuk ke yang lain," sambung Abad.

Sebelumnya G merasa menjadi korban viktimisasi.

Selain dipojokkan dan balik disalahkan, G juga diminta memaafkan MA.

Namun Abad menegaskan, dengan persidangan ini maka upaya penyelesaian lewat permohonan maaf itu sudah gugur.

"Tidak ada upaya perdamaian. Hasil sidang nantinya akan bersifat mengikat," tegas Abad.

Rencananya G akan dimintai keterangan pertama kali dalam sidang internal.

Namun karena kondisi kejiwaannya, G tidak bisa datang pagi hari dan minta dijadwal ulang menjelang sore.

Majelis sidang kemudian memeriksa MA selaku terlapor lebih dulu.

Baca juga: Lapas Tulungagung dan Tahanan Polres Blitar Kota Jadi Sasaran Penyelundupan Sabu, Lewat Kerupuk Upil

Baca juga: Perampok Nasabah Bank di Tulungagung Jatuh Bangun Diberondong Timah Panas, Operasinya Antarkota

Baca juga: Gadis Yatim Piatu Tulungagung Nyaris Dirudapaksa Mantan Caleg, Pintu Didobrak Lari Selamatkan Diri

Sebelumnya  Koalisi IAIN Tulungagung Bersuara menuntut agar ijazah MA ditahan, karena MA baru saja diwisuda.

Menanggapi tuntutan itu, Abad mengaku akan berkoordinasi dengan Wakil Rektor I.

Sebab menurutnya, soal ijazah adalah murni perkara akademik.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved