Uang Hasil Japrem Anak Buah, Dipakai Gubernur Riau Abdul Wahid Biayai Plesiran Ke Inggris
Abdul Wahid sampai mengultimatum bakal memutasi atau mencopot jajarannya yang tidak mau menuruti segala perintahnya, termasuk terkait jatah uang.
Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
"Karena anggarannya defisit, proyeknya kan itu belum ada. Kan lebih difokuskan ke belanja pegawainya. Akhirnya mereka karena belum ada uangnya, makannya mereka pinjam, ada yang gadaikan sertifikat," jelasnya.
Modus Abdul Wahid
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak, mengungkapkan modus dari Abdul Wahid yakni meminta anak buahnya yakni Sekretaris Dinas PUPR-PKPP, Ferry Yunanda (FRY) agar Kepala UPT Dinas PUPR-PKPP melakukan mark up anggaran.
Rencana itu pun akhirnya disepakati setelah Ferry bertemu dengan enam Kepala UPT pada Mei 2025.
Selain sumber duit, Tanak menuturkan pertemuan itu turut menyepakati persentase setoran untuk Abdul Wahid.
"Fee tersebut atas penambahan dari anggaran tahun 2025 yang dialokasikan pada UPT Jalan dan Jembatan Wilayah I-VI di Dinas PUPR-PKPP yang semula Rp71,6 miliar menjadi Rp177,4 miliar. Jadi terjadi kenaikan Rp106 miliar," kata Tanak.
Pertemuan itu lantas dilaporkan Ferry ke Kepala Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau, M Arief Setiawan (MAS).
Hanya saja, persentase setoran ditolak oleh Setiawan. Akhirnya setoran pun berubah dari 2,5 persen menjadi lima persen.
Tanak mengungkapkan permintaan Setiawan itu pun lantas disanggupi Kepala UPT lantaran adanya ancaman mutasi dan pencopotan jika menolak.
Sejak kesepakatan itu, Abdul Wahid telah menerima tiga kali setoran. Pertama setoran sebesar Rp1,6 miliar.
"Juni 2025, pada setoran pertama, FRY sebagai pengumpul kepala UPT mengumpulkan Rp1,6 miliar atas perintah MAS sebagai representasi dari AW bahwa FRY mengalirkan dana sejumlah Rp1 miliar melalui peran DAN (Dani M Nursalam) selaku Tenaga Ahli Gubernur Provinsi Riau."
"Kemudian FRY juga memberikan uang sejumlah Rp600 juta kepada kerabat MAS," kata Tanak.
Sementara, setoran kedua dan ketiga masing-masing berjumlah Rp1,2 miliar.
"Sehingga penerimaan dari Juni-November 2025 mencapai Rp4,05 miliar dari kesepakatan awal Rp7 miliar," katanya.
Setoran Terakhir Berujung OTT
Gubernur Riau Abdul Wahid
Gubernur Riau terjaring OTT KPK
OTT KPK
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Meaningful
| Rekam Jejak Prof Dadang Kahmad Ketua PP Muhammadiyah yang Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional |
|
|---|
| Duduk Perkara Mahfud MD Mendadak Soroti Koramil Bandung Beri Surat Izin Keramaian, Ini Respon Kodim |
|
|---|
| Gebyar UMKM Lamongan 2025, Wadah Kreativitas dan Sinergi Pelaku Usaha Lokal |
|
|---|
| Harga Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Lamongan Naik, Diduga Akibat Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Pertumbuhan Ekonomi Jatim Triwulan III Tahun 2025 Tembus 5,22 Persen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/uang-hasil-japrem.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.