Berita Viral

Puji Gaya Komunikasi Menkeu Purbaya Soal Dana Pemda Mengendap di Bank, Ini Sosok Bambang Soesatyo

Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15, Bambang Soesatyo, menyoroti kinerja Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Biro Pers Sekretariat Presiden/Kompas.com Achmad Nasrudin Yahya
(kiri ke kanan) Bambang Soesatyo alias Bamsoet saat masih menjabat sebagai Ketua MPR, saat ditemui di Gedung MPR RI, Jakarta, Kamis (7/7/2022). Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa 

Ringkasan Berita:
  • Anggota DPR Bambang Soesatyo memuji gaya komunikasi Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa yang dinilai lugas.
  • Purbaya dinilai membuka kesadaran kritis publik tentang ekonomi.
  • Bamsoet mengutip pernyataan Purbaya bahwa ekonomi lebih dari sekadar APBN, melainkan cermin moral bangsa.

 

SURYA.CO.ID - Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15, Bambang Soesatyo, menyoroti kinerja Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.

Salah satunya pengungkapan adanya dana pemerintah daerah (pemda) mengendap dalam bentuk deposito di bank.

Melalui akun Instagram pribadinya, @bambang.soesatyo, Bambang Soesatyo mengawali unggahannya dengan pujian terhadap Menkeu Purbaya.

Ia mengaku kagum dengan sosok mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.

Politisi senior ini kemudian menceritakan pernyataan Menkeu Purbaya yang dinilai berhasil membuka pemahaman publik terkait kebijakan fiskal.

Dalam satu acara, Purbaya mengatakan: "Negeri ini selama sepuluh tahun menambah utang lebih dari tujuh ribu triliun, dikorupsi tiga ribu triliun, dan anehnya... kok tidak bisa bayar cicilan bunga tiga ratus triliun."

Bambang Soesatyo menilai, pernyataan Menkeu Purbaya sangat lugas.

"Hanya kalimat lugas, tapi cukup untuk membuka ruang kuliah ekonomi terbesar di republik ini," tulisnya di laman Instagram.

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini juga menilai, selama bertahun-tahun, ekonomi di Indonesia seolah hanya menjadi konsumsi masyarakat menegah atas.

"Kata "defisit" terdengar seperti ancaman kiamat. Kata "surplus" seolah kabar gembira, meski rakyat tak pernah tahu surplus itu mampir ke dapur siapa," katanya.

Kini, ketika Purbaya hadir sebagai Bendahara Negara, batasan-batasan ini runtuh.

"Kalimatnya (Purbaya) terasa seperti "kebocoran kebenaran" dari ruang steril kekuasaan. Ia bukan sedang membakar, tapi menyalakan. Bukan sedang menyerang, tapi menggugah," paparnya.

Alhasil, efek domino muncul di masyarakat.

Baca juga: Sosok Aliya Anak Pekerja Serabutan Raih Cumlaude dari UMSurabaya, Kembali Bangkit usai Ibu Meninggal

Bamsoet menilai masyarakat bersikap aktif terhadap kebijakan perekonomian.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved