Berita Viral

Sosok Muhidin Gubernur Kalsel yang Sindir Menkeu Purbaya 'Koboi Salah Tembak' Soal Dana Triliunan

Inilah sosok Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, yang viral sindir Menkeu Purbaya dengan menyebut Koboi salah tembak.

kolase Banjarmasinpost dan Tribunnews
KOBOI SALAH TEMBAK - Kolase foto Gubernur Kalsel Muhidin (kiri) dan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa (kanan). 

SURYA.co.id - Inilah sosok Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, yang viral sindir Menkeu Purbaya dengan menyebut Koboi salah tembak.

Sore itu, hawa panas menyelimuti Banjarbaru ketika Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, keluar dari gedung Bank Kalsel pada Selasa (28/10/2025).

Langkahnya mantap, suaranya tegas, dan ekspresinya menunjukkan keteguhan hati.

Kunjungan mendadak tersebut bukan tanpa alasan, lembaga keuangan daerah itu sedang menjadi sorotan nasional akibat pernyataan yang memicu polemik.

Isu bermula dari pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyebut ada dana Rp5,165 triliun “mengendap” di rekening perbankan daerah Kalimantan Selatan.

Bagi Muhidin, tuduhan tersebut tidak hanya tidak akurat, tetapi juga merugikan citra pemerintah provinsi yang ia pimpin.

Tanpa menunggu waktu lama, Muhidin langsung menyampaikan bantahan terbuka di hadapan wartawan.

Dengan suara bergetar namun tetap terkendali, ia menegaskan,

“Perkataan dari Menteri Keuangan bahwa pengendapan uang ini tidak benar. Jadi artinya, jangan sampai koboy salah tembak,” ujarnya menahan kesal, melansir dari Banjarmasinpost.

Kalimat “jangan sampai koboy salah tembak” sontak menjadi tajuk utama di berbagai media.

Muhidin menilai, pernyataan sepihak dari pejabat setingkat menteri seharusnya tidak dilontarkan tanpa klarifikasi resmi.

Apalagi, nominal yang disebut mencapai triliunan rupiah dan mudah menimbulkan persepsi negatif di mata publik.

Gubernur Kalsel kemudian menjelaskan bahwa dana yang dimaksud sebenarnya merupakan kas daerah milik Pemprov Kalimantan Selatan.

Nilainya mencapai sekitar Rp4,7 triliun, namun bukan uang “mengendap”, melainkan anggaran yang sedang menunggu jadwal realisasi belanja.

“Itu uang sementara yang belum kita realisasikan untuk belanja, jadi kita taruh di bank. Rp3,9 triliun itu kita depositokan,” terang Muhidin.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved