Berita Viral
Usai Ahmad Sahroni dan 4 Anggota DPR Dinonaktifkan, Kini Politisi PDIP Deddy Sitorus Didesak Serupa
Setelah 5 anggota DPR RI dicopot imbas demonstrasi beser-besaran, kini tuntutan diserukan untuk politisi PDIp Deddy Sitorus.
Komunitas Aksi Solidaritas Buruh Indonesia (KASBI), Sebagai: Pendiri dan Presidium. Tahun: 1998 - 2000
Friends of The Earth, Sebagai: Indonesia Represntative. Tahun: 1998 - 1999
Asian NGO Coalition on Rural Develompment and Agrarian Reforn (ANGOC), Sebagai: Indonesia Represntative. Tahun: 1998 - 2001
Internasional Concil on Social Welfare (ISVW), Sebagai: Indonesia Represntative. Tahun: 1998 - 1999.
Pernyataan kontroversial Deddy Sitorus dan Klarifikasinya
Pernyataan kontroversial Deddy diucapkan saat acara Kontroversi Metro TV pada Desember 2024 dan beredar kembali di media sosial, pada Kamis (21/8/2025).
Dalam video itu, pembawa acara Zilvia Iskandar memaparkan soal potongan Tapera bagi karyawan bergaji UMR.
Iuran Tapera dipotong 3 persen dari gaji yakni 2,5 persen ditanggung pekerja dan 0,5 persen oleh pemberi kerja.
Di sisi lain, anggota DPR RI yang sudah menerima gaji sekitar Rp50-60 juta juga mendapat tunjangan rumah Rp50 juta per bulan.
Mendengar hal tersebut, Deddy Sitorus langsung bereaksi keras.
Deddy menilai Zilvia salah kaprah ketika membandingkan fasilitas DPR dengan pekerja bergaji UMR.
Ia bahkan menyebut pembawa acara itu mengalami “sesat logika.”
“Anda mencampuradukkan masalah. Ketika Anda membandingkan DPR dengan rakyat jelata, katakan tukang becak atau buruh, di situ Anda sesat logika,” kata Deddy Sitorus.
Zilvia pun membantah dan menegaskan tidak membandingkan langsung dengan rakyat bergaji UMR.
Dengan nada berapi-api, Deddy lalu menyebut gajinya jauh sebelum masuk DPR justru lebih besar.
“Saya sebelum masuk DPR tahun 2000-an gaji saya sudah Rp80 juta. Sekarang jadi DPR cuma Rp51 juta,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa mayoritas anggota DPR berasal dari luar daerah sehingga harus menyewa rumah di Jakarta.
“Sekarang tidak ada rumah dinas. 80 persen anggota DPR dari luar daerah. Mereka harus mencari rumah sendiri. Ngerti enggak?” tegasnya.
Deddy berpendapat bahwa seharusnya fasilitas DPR dibandingkan dengan karyawan BUMN, bukan buruh bergaji minimum.
“Harusnya Anda membandingkan DPR dengan karyawan BUMN. Silakan cek Pertamina atau bank,” kata Deddy.
“Kalau Anda kontraskan dengan rakyat, itu namanya adu domba. Silahkan cek PERTAMINA, dan bank," imbuhnya.
Pernyataan Deddy yang menggunakan istilah “rakyat” langsung menuai kritik.
Banyak warganet menilai sikapnya arogan dan melupakan bahwa gaji DPR berasal dari pajak rakyat.
Setelah potongan video acara "Kontroversi" tersebut beredar viral, Deddy Sitorus memberikan klarifikasi dan mengatakan bahwa narasi yang beredar sangat menyesatkan.
Menurutnya, ada framing yang sengaja dibentuk buzzer terhadap video itu.
"Di sana video dipotong pernyataan saya seolah-olah jangan samakan DPR dengan rakyat jelata. Dia tidak memasukkan video secara utuh. Host saat itu membandingkan gaji anggota DPR dengan pekerja UMR. Itu kan perbandingan yang tidak setara. Seperti Anda membandingkan gaji jenderal dengan prajurit. Itu sesat logika," kata Deddy, seperti dikutip dari Instagram resminya, Sabtu (23/8/2025), dilansir TribunJakarta.
Potongan video tersebut, kata Deddy, sengaja diviralkan buzzer untuk menyerang dirinya dan PDI Perjuangan.
Selain itu, Deddy menyinggung adanya operasi buzzer dengan anggaran sebesar Rp8 miliar, untuk menggiring opini publik.
"Sama buzzer ini motong video dibuat seolah-olah hanya pernyataan, jangan samakan DPR dengan rakyat. Oh, jahat banget kalian tapi rendahan sih. (Gara-gara itu) saya dihajar komentar-komentar buzzer di mana-mana, masya allah," lanjutnya.
Deddy memberikan klarifikasi bahwa dalam talkshow itu, dirinya menolak perbandingan gaji DPR dengan rakyat biasa.
Menurutnya, gaji DPR semestinya dibandingkan dengan profesi yang setingkat, bukan lebih rendah.
"Kalau mau bandingkan gaji DPR, bandingkan dong dengan pejabat dari lembaga tinggi lainnya. Misalnya menteri, kapolri, dirjen dan deputi lembaga negara. Masa dibandingkan dengan pekerja UMR," katanya.
Deddy melanjutkan, pertanyaan itu sengaja dilempar host kala itu demi memantik perdebatan.
"Jadi, kalau ada yang bilang saya seolah-olah DPR itu tidak setara dengan rakyat, itu pikiran go*lok. Karena esensinya di talkshow itu bicara soal gaji bukan status. Jadi buzzer-buzzer bayaran, saya diamin. Biarin lah kalian dapat makan, tetapi banyak orang terpengaruh karena video itu hanya secuil," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PDIP Didesak Segera Tindak Tegas Deddy Sitorus, Buntut Pernyataan 'Rakyat Jelata'
Deddy Sitorus
Uya Kuya Dinonaktifkan
Ahmad Sahroni dinonaktifkan
Anggota DPR Dicopot Gara-gara Demo
Demo Pembubaran DPR
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Rentetan Jejak Penjarah di Rumah Eko Patrio, Uya Kuya dan Nafa Urbach, 9 Pelaku Ditangkap |
![]() |
---|
Dicopot Gegara Pernah Salah Ngomong Soal Tunjangan DPR, Ini Rekam Jejak Adies Kadir Wakil Ketua DPR |
![]() |
---|
Awal Mula Dandi Sopir Ojol Dituduh Intel dan Tewas Dikeroyok saat Demo di Makassar, Cuma Nonton |
![]() |
---|
Profil Lengkap 7 Korban Tewas saat Demo Ricuh di Jakarta, Makassar dan Jogja: Driver Ojol hingga ASN |
![]() |
---|
8 Pesan Sri Mulyani Usai Rumahnya Dijarah dan Dikabarkan Mundur, Singgung Demokrasi yang Beradab |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.