Bangunan Ponpes di Situbondo Ambruk

Penyebab Ambruknya Atap Bangunan Asrama Putri Ponpes di Situbondo, Pengasuh: Setelah Gempa, Retak

Atap asrama santriwati di Situbondo ambruk saat hujan deras. Satu santri meninggal dunia, belasan luka-luka. Bangunan baru berusia 2 tahun.

Kolase tangkap layar youtube Harian Surya
BANGUNAN PONPES AMBRUK - Kolase foto puing bangunan yang ambruk di Pondok Pesantren Syeh Abdul Qodir Jailani (kiri) dan Pengasuh pesantren, Kiai Muhammad Hasan Nailul Ilmi (kanan). 

Namun, sebelumnya, daerah Besuki sempat diguncang gempa beberapa minggu sebelum kejadian.

“Setelah gempa itu, ada bagian dinding yang retak dan sempat terdengar bunyi dari atap, tapi tidak dilaporkan karena plafonnya masih utuh,” ujarnya.

Diduga, getaran gempa dan intensitas hujan tinggi menyebabkan struktur kuda-kuda bangunan bergeser hingga akhirnya ambruk.

Proses evakuasi santriwati dilakukan secara cepat dan penuh perjuangan.

Kiai Hasan bersama para santri putra turun langsung memindahkan genteng, kayu, dan plafon untuk menyelamatkan korban yang tertimpa reruntuhan.

“Sebagian santri pingsan, sebagian lagi luka di kepala dan kaki karena tertimpa kayu. Ada yang sampai mandi darah,” katanya.

Dari total korban, 11 santri dirawat di rumah sakit, sementara lainnya hanya mengalami luka ringan dan diperbolehkan pulang.

Kegiatan Pesantren Diliburkan Sementara

Usai insiden, pihak pesantren meliburkan seluruh santriwati selama satu pekan untuk pemulihan fisik dan mental.

Dari total sekitar 300 santri, 200 di antaranya merupakan santriwati.

“Kami ingin mereka pulih dari trauma dulu. Selain itu, tempat tinggal mereka juga belum siap untuk digunakan kembali,” jelas Kiai Hasan.

Pihak pesantren kini tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan BPBD Jawa Timur terkait perbaikan bangunan.

Kiai Hasan berharap renovasi bisa segera dilakukan agar para santri dapat kembali belajar dan beraktivitas.

Tragedi ini mengundang simpati luas.

Sejumlah pihak dari pemerintah daerah, BPBD Jawa Timur, partai politik, komunitas, hingga masyarakat umum datang memberikan dukungan moril dan doa bagi keluarga korban dan pihak pesantren.

“Duka ini bukan hanya milik pesantren, tapi duka kita semua,” ujar salah satu warga yang turut hadir di lokasi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved