Cuaca Panas Menyengat, BMKG Dhoho Kediri Imbau Warga Waspada Potensi Dehidrasi dan Heatstroke
BMKG Dhoho Kediri mengingatkan adanya fenomena panas terik yang dipicu oleh gerak semu matahari.
Penulis: Isya Anshori | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- Panas terik di Kediri dipicu oleh gerak semu matahari bertepatan masa peralihan dari kemarau ke hujan (pancaroba).
- Kondisi ini disebabkan curah hujan belum tinggi dan tutupan awan sedikit, sehingga radiasi matahari meningkat tajam ke permukaan bumi.
- Peningkatan kelembapan udara menjelang musim hujan membuat suhu terasa lebih gerah dan memicu sensasi panas menyengat.
- BMKG imbau masyarakat waspada paparan sinar matahari, disarankan perbanyak air putih, kenakan pelindung, dan hindari heatstroke.
SURYA.co.id, KEDIRI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dhoho Kediri mengingatkan adanya fenomena panas terik yang dipicu oleh gerak semu matahari bertepatan dengan masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Ketua Tim Kerja Meteorologi Publik BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Dhoho Kediri, Satria Krida Nugraha menjelaskan bahwa setiap tahun Indonesia mengalami dua fase gerak semu matahari.
"Fase pertama terjadi pada Maret hingga Mei, dan fase kedua pada Juni hingga Agustus," kata Satria, Selasa (21/10/2025).
Fenomena itu menyebabkan suhu udara terasa semakin menyengat beberapa hari terakhir di wilayah Kediri dan bukan semata akibat musim kemarau.
Dalam periode ini, posisi matahari tampak melintas tepat di atas wilayah Indonesia sehingga intensitas radiasi sinar matahari meningkat tajam.
"Yang kita rasakan saat ini lebih panas karena sedang masa peralihan dari kemarau ke hujan. Curah hujan belum tinggi, tutupan awan sedikit, sehingga sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi," tutur Satria.
Satria menjelaskan kondisi langit yang cerah tanpa banyak awan membuat panas matahari terasa lebih menyengat dibanding biasanya.
Selain itu, kelembapan udara yang meningkat menjelang musim hujan juga membuat tubuh terasa lebih gerah.
"Meskipun suhu tercatat sama, misalnya 35 derajat Celsius, ketika kelembapan tinggi, udara terasa lebih panas dan lembap dibanding saat udara kering," imbuhnya.
Satria menambahkan, perubahan pola angin juga turut memengaruhi sensasi panas yang dirasakan masyarakat.
Sebelumnya, wilayah Kediri masih dipengaruhi monsun Australia yaitu angin dari selatan yang membawa udara kering.
Namun kini, kelembapan udara mulai meningkat dan pembentukan awan semakin sering terjadi tanda bahwa transisi menuju musim penghujan tengah berlangsung.
"Kondisi ini wajar di masa pancaroba. Udara siang terasa sangat panas, tapi sore hingga malam bisa turun hujan. Inilah ciri khas masa peralihan," beber Satria.
BMKG Dhoho Kediri mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap paparan sinar matahari langsung, terutama pada pukul 10.00 hingga 15.00 WIB saat posisi matahari berada di atas kepala dan tingkat radiasi ultraviolet (UV) sedang tinggi.
"Ketika matahari berada di sekitar ekuator, intensitas sinar UV bisa meningkat dan berdampak jangka panjang pada kulit," ungkapnya.
| Judi Online, Pinjol Ilegal dan Sound Horeg Resmi Masuk Pembahasan DPRD Jatim |
|
|---|
| Alasan Sebenarnya Jokowi Setuju Pembangunan Kereta Cepat Whoosh: Bukan Mencari Laba |
|
|---|
| Sosok Simon Dirut Pertamina yang Dipuji Menkeu Purbaya karena Merespon Kritik Soal Kilang Minyak |
|
|---|
| 4 Aturan Baru Bikin Tenda Hajatan Di Surabaya, Denda Rp 50 Juta Menanti |
|
|---|
| 2 Ancaman Menkeu Purbaya ke Importir Pakaian Bekas dalam Karung, Ditangkap hingga Blacklist |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/CUACA-EKSTREM-Suasana-di-kawasan-Kampung-Inggris-di-Kecamatan-Pare-Kab.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.