SURYA Kampus
Program KKN Internasional UTM dengan KBRI Kuala Lumpur di Malaysia
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memperluas jangkauan mengajar dan pengabdian masyarakat hingga ke luar negeri.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memperluas jangkauan mengajar dan pengabdian masyarakat hingga ke luar negeri.
UTM bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Mengajar dan Pengabdian Masyarakat di berbagai Sanggar Bimbingan yang tersebar di Semenanjung Malaysia pada Senin (13/10/2025).
Penandatanganan dilakukan Rektor UTM, Prof Dr Safi, SH, MH bersama Duta Besar RI untuk Malaysia, Datuk Hermono di Kantor KBRI Kuala Lumpur.
“Kerjasama ini menjadi langkah strategis UTM dalam memperluas jangkauan pengabdian masyarakat ke tingkat internasional, sekaligus memperkuat diplomasi pendidikan Indonesia di luar negeri,” ujar Prof Safi.
Sejak 2016, UTM menjadi pilihan kegiatan magang budaya mahasiswa dari Palacky University, Republik Ceko.
Pada pertengahan September 2025 lalu, sejumlah 11 mahasiswa pertukaran dari Palacky University Olomouc, Republik Ceko terlibat dalam pelatihan Unplugged Coding dengan konsep pembelajaran computational thinking tanpa menggunakan perangkat komputer di SDIT Ulil Albab.
Pelatihan ini bertujuan mengenalkan logika dasar pemrograman kepada siswa sekolah dasar dengan metode permainan edukatif.
Para siswa diajak berinteraksi melalui aktivitas sederhana, seperti mewarnai baris dan kolom berdasarkan instruksi dalam bahasa Inggris yang diberikan mahasiswa Palacky University.
Dengan pendekatan interaktif, anak-anak tidak hanya belajar berpikir sistematis, tetapi juga terlatih meningkatkan keterampilan bahasa asing mereka.
11 mahasiswa Palacky University Olomouc, Republik Ceko itu juga diperkenalkan UTM tentang produk hilirisasi garam terbaru bertajuk Isotonic Bittern.
Minuman kesehatan berbasis larutan sisa produksi garam ini dipamerkan dalam kegiatan International Short Course hasil kreasi Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam (PSDA) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).
Kegiatan berskala internasional ini digelar dengan dukungan penuh International Relation Office (IRO) UTM, mengusung tema “Via Salaria: From The Sea to The Desk”.
Tema tersebut merefleksikan perjalanan panjang garam dari laut hingga akhirnya tersaji di meja makan yang kini bertransformasi menjadi produk inovatif bernilai tambah.
Prof Safi’ menjelaskan, sejak tahun 2018, UTM juga telah menjalin kemitraan strategis dengan Walailak University (WU), Thailand.
Kerja sama ini bermula dari hubungan personal dua akademisi; Dr Wanda Ramansyah, MPd dari UTM dan Pensri Panich, MPd dari WU yang pernah menempuh pendidikan doktoral di Universitas Negeri Malang.
Bentuk kerja sama yang dibangun mencakup program pertukaran mahasiswa (student exchange), kolaborasi riset, hingga kuliah tamu (guest lecturer).
Tahun 2025, sebanyak 7 dosen dan 6 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UTM berkesempatan melaksanakan program guest lecturer, teaching assistant, dan short class di tiga fakultas WU, yaitu School of Education, School of Informatics, serta School of Political Science and Public Administration. Program tersebut berlangsung pada 7–30 September 2025
Prof Safi’ mengemukakan, semua yang telah dilakukan UTM sejauh ini merupakan upaya perguruan tinggi untuk mengembangkan Tri Dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang semakin menuntut keterlibatan aktif dalam kerja sama lintas negara.
Kolaborasi internasional bukan hanya meningkatkan produktivitas akademik, tetapi juga mengangkat citra dan peringkat kampus di kancah global.
“UTM menjadi salah satu contoh nyata bagaimana daya jelajah dosen dan mahasiswa mampu membuka jalan bagi kampus untuk semakin dikenal dunia. Melalui hubungan kelembagaan global, kami terus mempererat ikatan antar perguruan tinggi lintas negara. Kini, kerja sama tersebut telah menjelma menjadi wadah kolaborasi yang melibatkan banyak pihak, melahirkan luaran akademis, serta membuka ruang interaksi budaya,” papar Prof Safi’.
Sebelumnya, Konsulat Jenderal Australia di Surabaya menjadikan UTM sebagai kampus pertama di Pulau Madura untuk memperkenalkan perpustakaan, ‘AussieBanget Corner’ pada 18 Februari 2025.
Ruang pojok baca itu ditempatkan di Lantai 3 Gedung Perpustakaan Utama Cakra UTM.
Kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dalam dua tahun terakhir juga telah membuka membuka jalur afirmasi untuk mahasiswa asing.
Saat ini puluhan mahasiswa asing dari sepuluh negara tengah fokus menimba ilmu meliputi Tajikistan, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Sudan, Ethiopia. Pakistan, Bangladesh, Afganistan, dan Timor Leste.
Prof Safi’ menambahkan, UTM dan KBRI Kuala Lumpur bersepakat untuk mengembangkan berbagai kegiatan bersama.
Meliputi pelaksanaan KKN Internasional Mengajar dan Pengabdian kepada Masyarakat di Sanggar Bimbingan, pembinaan dan pendampingan mahasiswa selama masa pengabdian, program pertukaran dan kolaborasi di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan, serta promosi nilai-nilai budaya, bahasa, dan pendidikan Indonesia di lingkungan masyarakat diaspora.
Program KKN Internasional UTM di Malaysia, lanjut Guru Besar di Bidang Hukum Perundang-undangan itu, akan dilaksanakan secara rutin dan terstruktur dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Dengan harapan, nantinya tidak hanya memberi manfaat langsung bagi masyarakat Indonesia di luar negeri, tetapi juga memperkaya wawasan dan pengalaman global mahasiswa UTM.
‘Kerjasama ini menjadi bagian dari langkah nyata UTM untuk mewujudkan visinya sebagai ‘Kampus Berdampak’ yang terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa melalui pendidikan, riset, dan pengabdian, baik di dalam maupun luar negeri,” pungkas eks Dekan Fakultas Hukum UTM itu.
Sementara Duta Besar RI di Malaysia, Datuk Indera Hermono dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada UTM atas komitmennya dalam mendukung pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Selama ini, lanjutnya, banyak anak imigran di Semenanjung Malaysia masih belum memiliki akses pendidikan memadai karena keterbatasan guru dan fasilitas belajar.
“Pemerintah Indonesia bisa mengirim bahan ajar, tapi siapa yang mengajar? Anak-anak kita tersebar di berbagai daerah dan selama ini mereka tidak punya guru. Karena itu, kita tidak bisa menunggu semua siap. Kita mulai dulu, gotong royong. Dan para mahasiswa yang datang lewat program KKN inilah tulang punggung pendidikan mereka,” ungkap Hermono.
Ia menegaskan dalam tiga tahun terakhir, kehadiran mahasiswa KKN dari berbagai universitas telah menjadi solusi nyata atas keterbatasan tenaga pengajar di lapangan.
Hingga kini, KBRI Kuala Lumpur telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 100 universitas di Indonesia.
Jumlah itu disebut Hermono masih akan bertambah lebih dari 50 universitas lain yang berkomitmen mendukung akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran.
“Kami berterima kasih kepada lebih dari 150 universitas yang telah membantu, mengawal, dan mendampingi anak-anak pekerja migran. Bahkan beberapa kampus juga berkomitmen memberikan beasiswa bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan. Semoga ini menjadi amal jariyah bagi kita semua,” jelasnya.
Hermono menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam perlindungan pekerja migran dan keluarganya sesuai Amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017.
Menurutnya, tanggung jawab besar berada di tingkat desa dan kabupaten/kota, terutama dalam memastikan pendidikan dan kesejahteraan keluarga pekerja migran di tanah air tetap terjaga.
“Selama ini kita sering bicara soal devisa, tapi lupa menghitung biaya sosial dari migrasi: keluarga yang retak, anak-anak yang kehilangan bimbingan. Karena itu, pendidikan menjadi kunci perubahan dan perlindungan sejati,” tegasnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Jawa Timur
Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
SURYA.co.id
Bangkalan
Rektor UTM Dr Safi SH MH
KBRI
Malaysia
| Sosok Farrel Rayhan Lulusan Agribisnis Unej Raih IPK 3,97, Ini Rahasia Sukses Kuliah Sambil Kerja |
|
|---|
| Sosok Amanda Wisudawan Termuda UGM yang Lulus S2 di Usia 22 Tahun dengan Masa Studi 1 Tahun 11 Bulan |
|
|---|
| Sosok Revan Anak Yatim Asal Sidoarjo Bisa Kuliah Gratis di Unesa, Impian Bahagiakan Kakek Nenek |
|
|---|
| Usai Dua Periode Prof Jazidie, Prof Triyogi Siap Lanjutkan Transformasi Unusa |
|
|---|
| Sosok David Hendrawan, Mahasiswa Difabel UM Surabaya Lulus Cumlaude dan Dapat Beasiswa Studi Lanjut |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/SEMAKIN-MENDUNIA-Rektor-Universitas-Trunojoyo-Madura.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.