Membuat Tas Anyaman Dari Tali Strapping, Ajeng Merajut Sukses Dengan Profit Rp 3 Juta Per Bulan

Melihat jualan tas ini agak laris, Ajeng pun mencoba belajar menganyam tas sendiri, sebab prospek pasarnya di Jember masih sangat terbuka.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/imam nahwawi
SUKSES MANDIRI - Ajeng Wulan Kinasih memamerkan tas anyamannya di Jember Culture dan UMKM Viral di Alun-alun Jember, Minggu (9/10/2025). Pelaku Industri rumah tangga di Jember ini meraup untung Rp 3 juta per bulan. 

Ringkasan Berita:
  • Perajin tas anyaman dari plastik strapping band di Jember berhasil membangun usaha rumah tangga dengan keuntungan minimal rata-rata Rp 3 juta per bulan.
  • Berawal melayani pesanan tas decoupage dari Banyuwangi, perajin Jember membuka usaha sendiri dan menerima pesanan 10000 tas anyaman.
  • Untuk memenuhi permintaan sampai ke Jakarta, perajin mempekerjakan para tetangga sekitar.

 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Ajeng Wulan Kinasih (33) bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku usaha pemula tentang bagaimana ketekunan bisa merajut sukses di masa depan. Dari membuat tas anyaman, perempuan Jember ini mampu membangun industri rumah tangga.

Ajeng memanfaatkan tali plastik strapping band yang dianyam sedemikian rupa menjadi tas decoupage. Keberhasilannya membangun bisnis rumahan itu membuatnya hingga diundang dalam event Jember Culture dan UMKM Viral yang digelar Perusahan Gas Negara (PGN), Minggu (9/11/2025).

Ajeng mengaku, pendapatan per bulannya rata-rata Rp 3 juta sebab tas anyamannya telah masuk di lima toko besar kawasan Jember Kota dan dua ritel di Jakarta.

"Kalau sepi masih dapat Rp 3 juta, tetapi kalau pas rame pendapatan bisa mencapai Rp 8 juta sebulan. Bisanya ketika musim hajatan nikah," kata Ajeng, Senin (10/11/2025).

Ajeng mulai merintis usaha rumahan ini pada 2021, ketika itu masih belajar memberikan tambahan gambar pada tas decoupage yang dipasok dari Banyuwangi.

"Jadi saya ambil tas decoupage polosan dari mitra saya di Banyuwangi, terus tas itu saya tempeli gambar untuk saya jual lagi," ungkapnya.

Melihat jualan tas ini agak laris, Ajeng pun mencoba belajar menganyam tas sendiri, sebab prospek pasarnya di Jember masih sangat terbuka.

"Produsen tas ini di Jember masih jarang ada, artinya peluangnya besar. Akhirnya saya putuskan buat tas sendiri dan bisa mulai produksi pada 2023," kata perempuan yang tinggal di Perumahan Darma Alam Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates itu.

Pada awal memproduksi tas, Ajeng mengaku mendapatkan orderan 1.000 tas dari Pemkab Jember, dengan batas waktu 20 hari harus selesai.

Pekerjakan Para Tetangga

"Saya saat itu bingung, sehingga saya ajak tetangga sekitar untuk membuat, agar target tercapai karena orderannya sangat banyak, kewalahan saya," imbuhnya.

Pada 10 hari pertama, Ajeng mengaku mengajari 8 orang tetangga secara bergantian tiap hari cara menganyam strapping band hingga menjadi tas. 

"Baru 10 hari selanjutnya, saya memproduksi pesanan pemda tersebut, Alhamdullah pesanan terpenuhi tepat waktu," tambahnya.

Sejak saat itu, para tetangga menjadi pekerja di industri rumahan ini dengan upah berdasarkan jumlah tas yang berhasil dianyam.

"Upahnya saya kasih per tas, kalau buat tas ukuran kecil saya kasih Rp 3.000, kalau tas ukuran besar upahnya Rp 9.000 per tas," paparnya.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved