Petani Jombang Raup Untung di Musim Panen Matoa: Rasanya Unik, Mirip Rambutan tapi Lebih Legit
Panen matoa di kawasan Wonosalam, Jombang, Jatim, tahun 2025 ini melimpah. Petani raup untung dua kali lipat, buah diminati hingga luar daerah
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Cak Sur
Ringkasan Berita:
- Petani Wonosalam, Jombang, Jatim, panen raya matoa dengan hasil meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu.
- Cuaca stabil dan perawatan intensif jadi kunci sukses panen, harga matoa tembus Rp 35 ribu per kilogram.
- Matoa Wonosalam diminati pembeli luar daerah, petani optimistis jadi komoditas andalan baru setelah durian bido.
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Musim buah di kawasan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), kembali membawa berkah bagi para petani.
Setelah durian bido yang sempat jadi primadona, kini giliran buah matoa yang menarik perhatian.
Tahun 2025 disebut sebagai masa panen terbaik, dengan hasil yang meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Hasil Panen Meningkat Dua Kali Lipat
Salah satu petani, Heri Susanto asal Dusun Pucangrejo, Desa Wonosalam, mengaku bersyukur atas hasil panen kali ini.
Ia menyebut, produksi matoa tahun ini meningkat signifikan hingga menembus satu ton.
“Kalau dulu hanya sekitar lima kuintal, sekarang bisa tembus satu ton. Alhamdulillah, hasilnya sangat bagus,” ujar Heri, Selasa (11/11/2025).
Menurutnya, kondisi cuaca yang cenderung stabil menjadi faktor utama peningkatan hasil panen. Hujan yang tidak terlalu deras dan sinar matahari yang cukup membantu proses pematangan buah matoa secara optimal.
“Sekarang satu pohon bisa menghasilkan lebih dari 200 kilogram. Tahun kemarin paling tinggi 100 kilo,” tambahnya.
Perawatan Intensif dan Harga Matoa Menggiurkan
Untuk menjaga kualitas panen, para petani menerapkan teknik pembungkusan buah menggunakan jaring, yang terbukti efektif mencegah serangan hewan perusak dan mempermudah panen.
Panen matoa di Wonosalam biasanya terjadi tiga kali dalam setahun, dengan puncaknya pada November–Desember.
Harga jual matoa bervariasi antara Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram (kg), tergantung kualitas buah.
“Matoa super harganya bisa sampai Rp 35 ribu per kilo. Kalau yang biasa mulai Rp 20 ribu,” jelas Heri.
Dalam perawatan, petani lebih banyak menggunakan pupuk organik, untuk menjaga kesuburan tanah dan cita rasa khas matoa.
“Perawatannya harus rutin, terutama pemupukan. Kalau musim panas panjang, tanaman bisa stres dan hasilnya turun,” tuturnya.
Diminati Pasar Luar Daerah dan Wisatawan
petani Jombang
panen matoa
Jombang
Kabupaten Jombang
Kecamatan Wonosalam
Meaningful
Multiangle
matoa Wonosalam
| Berkaca Kasus Sekda Ponorogo Agus Pramono, Bolehkah Jabat Selama 13 Tahun? Ini Penjelasan BKN |
|
|---|
| GUSDURian Jombang: Gus Dur Layak Jadi Pahlawan Nasional, Soeharto Tidak |
|
|---|
| Nasib Jurist Tan Eks Stafsus Nadiem Makarim Usai Tak Punya Kewarganegaraan, Kini Siap-siap Dijemput |
|
|---|
| Penyaluran Dana Dusun di Lumajang Rawan Korupsi, Pemkab Siapkan Sistem Pengawasan Digital |
|
|---|
| 2 Hari Hilang, Lansia di Kediri Ditemukan Tewas di Sungai Brantas, 40 Km dari Lokasi Awal Tenggelam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/petani-Jombang-Jatim-panen-buah-matoa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.