Produk Halal Jatim Diekspor ke Singapura, AS dan Korea, Khofifah: Peluang Industri Halal Terbuka

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas produk halal Jatim untuk di ekspor ke pasar global

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
fatimatuz zahro/surya.co.id
EKSPOR PRODUK HALAL - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas aneka produk industri halal Jatim untuk di ekspor ke pasar global, Senin (24/11/2025). Total ada tiga truk produk halal Jatim yang dilepas ekspor dengan tujuan Singapura, Amerika hingga Korea Selatan. 

Ringkasan Berita:
  • Gubernur Khofifah melepas ekspor produk industri halal Jatim senilai Rp5,67 M ke Singapura, AS, dan Korsel.
  • Gubernur Khofifah optimistis Jatim jadi motor penggerak ekosistem halal global dan menekankan pentingnya sinergi antar-pelaku industri.
  • Peluang besar terbuka sebagai pemasok makanan ready-to-eat untuk jemaah haji/umrah di Arab Saudi, melalui kurasi Kemenhaj.
  • Industri halal adalah mesin ekonomi global, bukan isu sektoral; Jatim didorong kompetisi untuk ungguli negara lain.

 

SURYA.co.id | SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas produk halal Jatim untuk di ekspor ke pasar global, Senin (24/11/2025).

Produk pertama yang diekspor adalah pola snack sejumlah 39 ton atau senilai Rp3,3 miliar menuju Singapura.

Baca juga: Ekspor Produk Ekonomi Kreatif Terbesar di RI, Jatim Raih Nusantaraya Award di ICCF 2025

Kemudian tapioca fiber sejumlah 25 ton atau senilai Rp1,056 miliar dengan tujuan USA, dan terakhir no brand butter cookies 400gr sejumlah 21,6 ton atau senilai Rp1,327 miliar ke Korea Selatan.

Gubernur Khofifah optimistis Jawa Timur siap menjadi motor penggerak ekosistem dan industri halal nasional bahkan global.

Untuk itu ia menekankan pentingnya memperkuat fondasi ekosistem halal Jatim.

“Saya yakin tujuan itu bisa tercapai melalui sinergi pelaku industri, akademisi, pemerintah daerah, hingga pelaku IKM. Industri halal ini bukan lagi isu sektoral, melainkan engine strategis ekonomi global yang harus direspons cepat dan tepat. Industri halal adalah peluang besar. Jatim harus mampu menjadi motor penggerak ekosistem halal Indonesia dan mengambil peran lebih besar dalam pasar global,” jelas Gubernur Khofifah.

Peluang Pasar Produk Halal Terbuka Lebar

Gubernur Khofifah pun menyoroti peluang kerja sama industri produk halal yang terbuka lebar, salah satunya hasil pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah RI terkait potensi Jawa Timur menjadi pemasok makanan ready to eat bagi jemaah haji dan umrah di Arab Saudi.

“Kalau untuk catering, IKM mana yang bisa diajak tumbuh dan diajak berpartisipasi. Maka yang diutamakan nanti RPU dan RPH kita, pastikan karena pihak Saudi juga akan melakukan verifikasi. Ini peluang yang luar biasa yang bisa kita maksimalkan bersama. Ini waktunya sangat tepat. Karena Pak Menteri Haji dan Umrah koordinasi dengan Pemprov Jatim minggu lalu. Mungkin Desember dari Kemenhaj akan melakukan kurasi. Jenis makanan apa yang sudah diverifikasi oleh mereka, kemungkinan yang nyaman dengan lidah masyarakat kita,” paparnya.

Gubernur Khofifah menambahkan bahwa momentum Halal Industry Festival menjadi titik strategis untuk memperkuat konektivitas industri halal Jatim dengan pasar global, tidak hanya untuk kebutuhan haji tetapi juga umrah, khususnya menjelang Ramadhan.

“Ini baru Jawa Timur, tapi kemungkinan peluang untuk provinsi lain juga besar. Dari provinsi yang belum begitu siap untuk menyediakan catering pada musim haji, maka sama-sama kita koordinasikan untuk bersinergi. Saya berharap akan ada IKM Jawa Timur yang bisa dilibatkan dalam jaringan proses penyediaan. Ini adalah peluang memberikan ruang konektivitas untuk industri halal bertemu dengan market yang besar. Maka setiap peluang mari kita maksimalkan, karena ditengah dinamika ekonomi dan fiskal seperi sekarang, tentu inisiasi yang ingin kita bangun harus kita maksimalkan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Khofifah kemudian menyinggung roadmap industri halal Indonesia.

Pada sektor modest fashion, Indonesia berada pada peringkat pertama dunia, sementara pada halal pharmaceutical and cosmetics masih berada di bawah Malaysia.

Ia mengajak seluruh elemen industri halal Jatim untuk terus berkompetisi dan memperkuat diri.

“Saya ingin memanggil memori dan perspektif untuk merancang bangun roadmap industri halal yang dibuat Kementerian Perindustrian bagi Jawa Timur. Jangan mau dibalap dengan negara lain. Itu maksud saya. Kalau perlu kita balap negara lain, penduduk kita itu besar, insya Allah ini peluang strategis,” ungkapnya.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved