Mahasiswa Petra Ajari Warga Siwalankerto Bikin Edible Plastic, Solusi Tepat Guna Sampah Plastik

228 mahasiswa Petra Christian University (PCU) ajari warga Siwalankerto, Surabaya, Jatim, membuat edible plastic untuk kurangi sampah plastik

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
Istimewa
KBM - Mahasiswa Petra Christian University (PCU) terjun langsung ke Kelurahan Siwalankerto, Surabaya, Jawa Timur, untuk mengajak warga membuat edible plastic atau plastik yang dapat terurai dan aman dikonsumsi dalam program Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) IX yang diselenggarakan BEM PCU. 

Ringkasan Berita:
  • 228 mahasiswa Petra Christian University (PCU) mengedukasi warga Siwalankerto, Surabaya, Jatim, membuat edible plastic ramah lingkungan.
  • Workshop dipandu dosen Food Technology dengan metode praktik langsung.
  • Mahasiswa juga membuat ecobricks untuk pot tanam guna menambah ruang hijau.

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sebanyak 228 mahasiswa Petra Christian University (PCU) turun langsung ke Kelurahan Siwalankerto, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), untuk mengedukasi warga membuat edible plastic atau plastik ramah lingkungan yang aman terurai dan dapat dikonsumsi.

Mahasiswa PCU Edukasi Warga Soal Ancaman Sampah Plastik

Kegiatan tersebut berlangsung dalam program Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) IX yang digelar BEM PCU. 

Ketua Panitia KBM IX, Marcell Nathaniel Julian, menyebut persoalan sampah plastik masih menjadi ancaman serius bagi lingkungan.

Ia menjelaskan, kantong plastik membutuhkan waktu 10 hingga 1.000 tahun untuk terurai, sedangkan botol plastik dapat mencapai 450 tahun.

"Penggunaan edible plastic menjadi salah satu solusi yang kini terus dikembangkan," ujar Marcell, Senin (24/11/2025).

Warga Belajar Langsung Membuat Edible Plastic

Workshop pembuatan edible plastic digelar di Kantor Kelurahan Siwalankerto. Dua dosen Food Technology PCU, Dr Renny Indrawati dan Yosinta Christie Setiabudi, memberikan pendampingan langsung kepada warga.

Kegiatan dibagi dua sesi dengan melibatkan 43 kelompok mahasiswa. 

Setiap kelompok menggandeng satu warga untuk belajar membuat plastik ramah lingkungan.

“Mahasiswa dan warga belajar langkah demi langkah membuat edible plastic secara sederhana dengan mencampurkan tepung tapioka, gliserol dan air, lalu dipanaskan hingga menjadi lembaran plastik,” jelas Marcell.

Hasil edible plastic tersebut, kemudian dicoba sebagai pembungkus teh, kopi dan gula sebelum diseduh.

Produksi Ecobricks untuk Menambah Ruang Hijau

Selain edible plastic, mahasiswa juga mengajak warga membuat ecobricks. 

Sebanyak 33 tim mengisi botol plastik bekas dengan sampah plastik hingga padat, kemudian menyusunnya menjadi pot tanam.

Ecobricks itu diserahkan kepada warga di Gang Pisang untuk digunakan menanam bibit cabai.

“Gang Pisang merupakan kawasan padat penduduk dengan ruang terbuka hijau terbatas. Ecobricks ini diharapkan menjadi langkah awal menghadirkan lebih banyak ruang hijau,” kata Marcell.

Harapan Adanya Dampak Berkelanjutan

Marcell berharap, KBM IX memberi dampak jangka panjang bagi masyarakat.

“Semoga warga terus mempraktikkan pembuatan edible plastic dan ecobricks dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi wadah membangun kesadaran pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian ruang terbuka hijau,” pungkasnya.

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved