Adams kini sedang belajar Bahasa Indonesia dan sedikit-sedikit Bahasa Aceh secara perlahan.
Di rumah, mereka menjalankan peran masing-masing tanpa aturan kaku, yang penting saling membantu dan mengerti satu sama lain.
“Saya paling kagum dengan kedisiplinan suami saya terhadap waktu. Dia sangat menghargai waktu dan selalu berusaha tepat waktu dalam segala hal,” ungkap Syarifah.
Syarifah menyadari bahwa masih banyak orang yang merasa heran melihat perempuan Indonesia menikah dengan pria berbeda ras karena hal itu masih jarang terjadi dan dianggap “spesial” atau aneh.
Padahal menurutnya, itu hal yang biasa saja.
“Yang penting itu seiman, komunikasinya sejalan, dan punya visi-misi yang sama,” kata Syarifah.
Harapannya ke depan, keluarga kecil mereka bisa terus tumbuh dalam kebaikan, saling menjaga, dan tidak menyakiti hati orang lain.
"Harapan saya ke depan, semoga keluarga kami terus tumbuh dalam kebaikan, saling jaga, dan tidak menyakiti hati orang lain," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Cinta Pemuda Nigeria dan Gadis Aceh, Jodoh Bertemu Meski Dipisah Jarak 9.768 Km,