Haji 2025

Post Haji Blues, Ada Yang Dirasakan Jemaah Haji Setiba Di Tanah Air, Fenomena Apa Itu ?

Post haji blues merujuk pada perasaan hampa dan sedih yang muncul setelah menunaikan ibadah haji. 

Editor: Wiwit Purwanto
SURYA.co.id/Habibur Rohman
PULANG KE TANAH AIR - Ratusan Jamaah Haji dari Surabaya, Sidoarjo dan Kediri yang berada dalam Kloter-94 telah tiba dan memasuki area Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Kamis (10/7/2025). Kloter 95 dan kloter-96 menjadi yang terakhir untuk pemulangan jemaah haji Debarkasi Surabaya dan dijadwalkan masuk Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Jumat (11/7/2025). 

SURYA.CO.ID - Rangkaian ibadah haji telah selesai, Jemaah sudah kembali ke tanah air dan pulang ke rumah masing-masing. 

Tapi tak sedikit dari mereka yang justru merasakan hal tak biasa sepulang dari Tanah Suci. 

Sebuah fenomena bernama post haji blues kini menjadi sorotan.

Post haji blues merujuk pada perasaan hampa dan sedih yang muncul setelah menunaikan ibadah haji. 

Mengutip Tribunnews.Com, fenomena ini menurut dokter spesialis Kedokteran Jiwa dr. Muhammad Danial Umar, M.Kes.,Sp.K.J dari RS Soeharto Heerdjan, ungkap fenomena ini baru-baru ini viral di media sosial.

Baca juga: Ibadah Haji 2025, Ini Daftar 7 Jemaah Haji Jatim yang Belum Bisa Pulang ke Tanah Air

"Post haji blues ini istilah yang baru-baru saja viral di medsos. Ini satu keadaan di mana kondisi jamaah setelah pulang dari berhaji di Tanah Suci Mekah, itu dia mengalami semacam rasa sedih, rasa hampa, rasa kosong," kata dr. Daniel dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Senin (14/7/2025). 

Menurutnya, fenomena ini bukanlah sebuah gangguan jiwa atau diagnosis medis, melainkan sebuah sindrom atau gejala yang bisa dialami sebagian jamaah.

"Ini adalah bukan diagnosis tapi satu fenomena yang belakangan ini viral. Kalau kita cari di klasifikasi gangguan jiwa, mungkin tidak akan ketemu. Tapi mirip-mirip dengan post-holiday blues atau bahkan post-traumatic depression," bebernya.

Kondisi ini muncul akibat perubahan drastis dari suasana penuh spiritualitas dan kebersamaan saat di Tanah Suci, kembali ke rutinitas biasa. 

Kekecewaan, kelelahan mental maupun fisik, hingga ekspektasi sosial turut memengaruhi.

Baca juga: Sukardi, Jemaah Haji Asal Kepanjen Malang yang Hilang di Mekkah Belum Ditemukan

Fenomena ini juga dikaitkan dengan gangguan kejiwaan ringan, yang dalam UU Kesehatan Jiwa No. 18 Tahun 2014 disebut sebagai ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan), bukan ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa).

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa gangguan ini bukanlah diagnosis resmi, tapi gejala yang harus diwaspadai.

"Ciri-ciri atau gejala-gejalanya itu tadi ya. Kelihatan seperti bingung, ada perasaan sedih, perasaan kosong. Mungkin juga ada seperti tidurnya tidak nyenyak, ada gangguan tidur," jelas dr. Danial. 

Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan bersosialisasi, menarik diri hingga merasa kecewa karena tidak mampu memenuhi ekspektasi pribadi selama beribadah haji. 

Ada pula tekanan sosial pasca-haji yang ikut memengaruhi kondisi mental.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved