Berita Viral
Kirana Balita Tak Bisa Jalan, Ditelantarkan Orangtua, Kini Dirawat Pengasuh yang Bukan Keluarga
Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, sebuah kisah memilukan datang dari Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
SURYA.co.id, Jakarta - Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, sebuah kisah memilukan datang dari Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Seorang balita bernama Kirana, yang baru berusia 2 tahun 10 bulan, hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak. Ia bukan hanya mengalami kelumpuhan sejak lahir, tetapi juga ditelantarkan oleh kedua orangtuanya.
Kirana kini tinggal bersama seorang wanita bernama Sumarni, yang bukan ibu kandungnya, namun telah merawatnya dengan penuh kasih sayang. Sumarni bukan hanya menjadi pengasuh, tetapi juga menjadi satu-satunya sosok ibu yang Kirana kenal.
Kisah Kirana mencuat ke publik setelah Lurah Susukan, Andri P Maila, mengungkap kondisi bocah malang ini kepada media.
Ia menjelaskan bahwa Kirana mengalami kelainan tulang layu sejak lahir, yang membuatnya tidak bisa berjalan seperti anak-anak seusianya.
Tak hanya itu, Kirana juga mengidap penyakit TBC. Di usianya yang belum genap tiga tahun, ia sudah harus menjalani terapi dan pengobatan rutin demi harapan bisa berdiri dan berjalan suatu hari nanti.
Namun, yang paling menyayat hati bukan hanya kondisi fisiknya, melainkan kenyataan bahwa Kirana tidak lagi mengenal siapa orangtuanya.
Ia ditinggalkan begitu saja, tanpa kabar, tanpa pelukan, tanpa penjelasan.
Kelainan Tulang dan Bantuan Sepatu Khusus
Sejak pertama kali didata oleh pihak kelurahan saat usianya masih 9 bulan, Kirana sudah menunjukkan gejala kelumpuhan. Lurah Susukan, Andri P Maila, menjelaskan bahwa Kirana bukan menderita polio, melainkan kelainan tulang layu.
“Bukan sakit polio. Jadi tulang punggungnya itu lemes,” ujar Andri dikutip dari Warta Kota, Selasa (1/7/2025).
Kini, Kirana menjalani terapi menggunakan sepatu khusus bernama sepatu Avo. Sepatu ini berfungsi untuk membantu kaki Kirana agar bisa menekuk dan merangsang sarafnya agar kembali berfungsi normal.
Sepatu tersebut diperoleh setelah pihak kelurahan bersurat kepada Baznas Jakarta Timur untuk meminta bantuan. Setelah permohonan disetujui, Kirana dibawa ke lokasi pembuatan sepatu untuk mengukur kakinya.
Andri bersyukur karena proses pengajuan bantuan berjalan cepat. “Kami sudah monitor,” katanya, menegaskan bahwa pihak kelurahan terus memantau perkembangan Kirana.
Bantuan dari Baznas menjadi harapan baru bagi Kirana. Meski kecil, sepatu itu menjadi simbol bahwa masih ada yang peduli terhadap masa depan bocah yang tak berdosa ini.
| Sosok Hakim Nely Andriani, Kabulkan Permohonan Neni Nuraeni Ibu 3 Anak Agar Tak Ditahan di Rutan |
|
|---|
| Sosok Ali Badrudin, Ketua DPRD Pati yang Minta Maaf Usai Bupati Sudewo Gagal Dimakzulkan |
|
|---|
| Kisah Neni Nuraeni Ibu 3 Anak di Karawang Sujud Syukur Usai Permohonan Jadi Tahanan Rumah Dikabulkan |
|
|---|
| Puji Gaya Komunikasi Menkeu Purbaya Soal Dana Pemda Mengendap di Bank, Ini Sosok Bambang Soesatyo |
|
|---|
| Bacaan Istighfar Haikal Fadil Alfatih, Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kirana-saat-pakai-sepatu-Avo-untuk-terapi-saraf-kaki-agar-bisa-berjalan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.