Anggota DPRD Jatim Nur Faizin Tawarkan Solusi Ini untuk Tangani Banjir di Madura

Menurut anggota DPRD Jatim dari Daerah Pilihan (Dapil) Madura, Nur Faizin, banjir di Madura seperti sudah menjadi tradisi musiman.

Foto Istimewa Nur Faizin
KRITIK - Anggota DPRD Jatim dari Daerah Pilihan (Dapil) Madura, Nur Faizin. Nur Faizin melayangkan kritik terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dinilai lamban dalam penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Madura. 

SURYA.CO.ID, PAMEKASAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur melayangkan kritik terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dinilai lamban dalam penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Madura.

Menurut anggota DPRD Jatim dari Daerah Pilihan (Dapil) Madura, Nur Faizin, banjir di Madura seperti sudah menjadi tradisi musiman.

Ia menilai Pemprov Jatim tidak memiliki perencanaan yang jelas agar musibah banjir ini tidak lagi terulang, juga terkesan saling lempar tanggung jawab dan berlindung dibalik alasan curah hujan yang tinggi. 

"Setiap musim hujan Madura dilanda banjir, tapi tidak ada upaya serius untuk menyelesaikan akar masalahnya. Ini menunjukkan lemahnya koordinasi dan perencanaan mitigasi bencana," kata Nur Faizin, Senin (19/5/2025).

Diketahui, banjir kembali melanda di beberapa titik wilayah Madura

Di Pamekasan ratusan rumah terendam banjir akibat luapan air di Kali Semajid dan kali Jombang, yang tak lagi mampu menampung tingginya debit air, dan mengakibatkan 6 desa terendam banjir

Sementara di Kabupaten Sumenep banjir melanda sedikitnya di tiga kecamatan, mulai kecamatan kota yang hampir seluruh ruas jalan utama di Kota Sumenep terendam banjir dengan ketinggian air mulai 30 cm hingga 60 cm.

Terdata, Kecamatan Batuan dan Kecamatan Pragaan menjadi titik banjir yang lumayan parah dan mengakibatkan rumah warga serta salah satu pagar Pondok Pesantren roboh dan air masuk ke area pesantren.

Banjir terjadi, kata Nur Faizin, karena buruknya sistem dan tata kelola drainase.

Hal itu juga diperparah dengan minimnya anggaran untuk proyek pengendalian banjir

Selain itu, kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan juga disebut sebagai penyebab memburuknya kondisi setiap tahun, baik lahan serapan air yang beralih fungsi menjadi perumahan hingga menjadi tempat galian C illegal.

"Jika tidak ada tindakan konkret, banjir ini akan terus menjadi momok bagi masyarakat Madura. Kami mendesak Gubernur dan Bupati segera duduk bersama untuk menyusun langkah jangka panjang," ujar politisi PKB ini.

Pihaknya pun mendorong agar Pemprov Jatim menjadikan Madura sebagai prioritas dalam agenda pembangunan. 

Menurutnya, keterlambatan pembangunan infrastruktur dasar seperti, tanggul sungai, dan sistem pengelolaan air menjadi faktor utama terjadinya banjir berkepanjangan.

“Kami minta Pemprov tidak hanya fokus pada wilayah perkotaan. Madura juga bagian dari Jawa Timur dan berhak mendapat perhatian yang serius, terutama dalam hal infrastruktur penanggulangan bencana,” sarannya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved