Pemda Kelamaan, Warga Trenggalek Pilih Swadaya Perbaiki Jalan 1,5 KM, Ingin Mulus Saat Idul Fitri

Perbaikan jalan dilakukan dari kawasan Kedunggari hingga lapangan voli Dukuh Patuk dengan panjang lebih kurang 1,5 KM.

istimewa/dokumentasi warga Desa Ngadimulyo Trenggalek
KETUK KEPEDULIAN PEMDA - Warga Dukuh Patuk, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek bergotong-royong memperbaiki jalan rusak sepanjang 1,5 KM dengan dicor menggunakan dana swadaya dari iuran masyarakat setempat. 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Kerusakan jalan yang tidak sempat ditangani menjadi di antara korban efisiensi anggaran dalam pemerintahan saat ini.

Tidak terkecuali di Kabupaten Trenggalek, di mana sebagian warga akhirnya berinisiatif memperbaiki kerusakan jalan di lingkungannya secara swadaya.

Memang tidak bisa berharap banyak pada pemda di tengah penghematan anggaran, warga Dukuh Patuk, Dusun Tanjung, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak bergotong-royong memperbaiki jalan yang sudah bertahun-tahun rusak.

Perbaikan jalan dilakukan dari kawasan Kedunggari hingga lapangan voli Dukuh Patuk dengan panjang lebih kurang 1,5 KM.

Lapar dan dahaga yang dirasakan warga yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan tidak lagi dihiraukan. 

Mereka hanya ingin jalan di depan rumahnya mulus, apalagi sebentar lagi hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah tiba. Warga ingin sanak saudara yang berkunjung ke rumahnya tidak merasakan apa yang sehari-hari mereka rasakan.

Salah seorang warga, Karyanto mengatakan, perbaikan jalan dilakukan dengan cara mengecor atau betonisasi.  "Warga iuran secara sukarela hingga terkumpul dana mencapai Rp 10.450.000," kata Karyanto, Senin (10/3/2025).

Warga sudah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan jalan namun tidak kunjung direspons oleh pemda. Akhirnya warga memilih untuk memperbaiki jalan sendiri dengan cara patungan.

Menurut Karyanto, kondisi jalan yang rusak telah menyulitkan mobilitas warga, terutama saat musim hujan. Bahkan akibat jalan rusak ini juga seringkali terjadi kecelakaan. "Anak-anak kesulitan berangkat sekolah, dan warga yang ingin beraktivitas ekonomi juga terganggu," terangnya.

Proses pengecoran dilakukan secara bergiliran oleh warga baik laki-laki maupun perempuan. Mereka membagi tugas, mulai menyiapkan material, mencampurkan adonan beton, hingga mengaplikasikan adonan ke jalan.

Mereka berharap, jalan yang sudah dilakukan betonisasi bisa mempermudah akses mobilitas warga, selain itu mereka lebih memilih beton dengan tujuan lebih awet daripada aspal.

Meski jalan sudah diperbaiki, warga tetap berharap pemda bisa memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur di kawasan pelosok.

"Kami tidak menuntut banyak, hanya ingin infrastruktur dasar seperti jalan ini diperhatikan dengan layak. Semoga setelah ini, pemerintah bisa lebih peka terhadap kebutuhan warga," pungkas Karyanto. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved