Berita Viral

Balasan Menohok Dedi Mulyadi Atas Kritikan Pengusaha Travel Soal Larangan Study Tour: Eksploitasi

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjawab kritikan yang dilayangkan kepadanya terkait kebijakan pelarangan sekolah melakukan study tour ke luar Jabar

Editor: Musahadah
Kompas.com/Fika Nurul
BALASAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Dedi Mulyadi memberikan balasan menohok atas kritikan pengusaha travel soal larangan study tour. 

"Dana Rp 3,2 T itu lari kemana-mana. Kalau Rp 3,2 T didorong untuk investasi, persiapkan masuk Perguruan Tinggi, bekerja, mengikuti pelatihan yang bermanfaat, ini sangat berarti. Untuk itu mari kita bersama-sama membangun negeri ini dengan cara berpikir dan cara berpandangan rasional," katanya. 

Dedi tidak melarang siswa kelas 3 untuk membuat kegiatan kreatif yang berkesan dengan budget minim, seperti kegiatan seni saat perpisahan atau foto kenangan yang dikoordinir OSIS. 

"Yang dilarang itu kegiatan yang melibatkan sekolah, mengumpulkan uang, memobilisasi siswa demi kepentingan yang sifatnya sekedar hura-hura," tegasnya. 

Beratkan Pelaku Industri Pariwisata

Dikutip dari kompas.com, Aliansi Sekumpulan Industri Tur Agensi atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengaku keberatan sekaligus memahami larangan study tour yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Sekjen Asita Budi Rianto menuturkan bahwa larangan study tour di Jawa Barat memang memberatkan pelaku industri pariwisata.

"Kalau membaca kebijakannya Kang Dedi, kami bisa mengerti juga alasannya," ujar Budi saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (26/2/2025).

Menurut Budi, dua poin besar yang dinilai memberatkan orangtua siswa study tour adalah ekonomi dan keselamatan siswa. 

"Berkaca dari banyaknya peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam rangka study tour, termasuk yang terakhir itu di Depok ya," kata dia.

Namun, sebaliknya, ia juga menyoroti pentingnya study tour untuk menambah wawasan baru bagi anak-anak sekolah.

Adapun masalah ekonomi, Budi menyebut bahwa perputaran ekonomi tidak berhenti pada pelaku pariwisata, melainkan perlu bantuan pemerintah dan masyarakat. 

"Soal keselamatan, kalau misalnya bisa dipastikan penyebab kecelakaan itu bisa diatasi, saya kira akan sangat bagus ya," ungkap dia. 

Menurut Budi, pelaku industri perhubungan mestinya bisa membenahi pelanggaran terhadap keselamatan pengguna bus, khususnya anak yang mengikuti study tour.

Hingga saat ini, perwakilan Asita belum melakukan perbincangan lebih lanjut dengan Gubernur Jawa Barat 2025-2030 tersebut.

"Jangan sampai kebijakan ini mematikan sektor ekonomi. Pariwisata kan salah satu sektor ekonomi gitu. Perlu kita diskusikan," kata Budi. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved