Jembatan Akses KEK Maritim Keropos dan Mendesak Diperbaiki, Pemkab Bangkalan Masih Cekak Anggaran
Karena selain pekerjaan yang lama, para pekerja membuat gaduh di malam hari dengan menabuh semua barang yang ada
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Kondisi Jembatan Gledek Lanjeng yang keropos tetapi masih sering dilintasi kendaraan berat, masih memicu kecemasan masyarakat Bangkalan.
Warga di Desa Kramat, Desa Ujung Piring, dan Desa Sembilangan waswas atas kondisi girder atau balok tiang penyangga jembatan yang sudah keropos.
Masyarakat tidak ingin kejadian tahun 1991 terulang, ketika mereka terisolir karena perbaikan jembatan yang memakan waktu hingga berbulan-bulan.
Suara deru mesin dari truk-truk tronton pengangkut material yang lalu lalang melintasi jembatan di waktu malam, menambah perasaan khawatir warga.
Biasanya, truk-truk berukuran jumbo sarat muatan itu mendapatkan pengawalan satu mobil dan sejumlah warga sipil mengendarai sepeda motor. Seperti dalam beberapa tayangan video yang beredar di masyarakat.
Video-video yang beredar itu mementahkan pernyataan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemkab Bangkalan, Rizal Mardiansyah, Minggu (2/2/2025) lalu. Saat itu, Rizal mengaku bersyukur selama ini jalur jembatan tersebut tidak pernah dilewati truk-truk besar.
“Ini buktinya, truk-truk besar melewati jembatan. Entah ke mana itu,” ungkap tokoh ulama sekaligus Pengasuh Ponpes Kramat, Desa Ujung Piring, Kota Bangkalan, KH Hasan Iroqi (Ra Hasan) kepada SURYA, Selasa (11/2/2025).
Untuk diketahui, titik jembatan Gledek Lanjeng hanya berjarak tidak lebih 1 KM dari lokasi wisata religi Syaikhona Kholil di Desa Martajasah, Kota Bangkalan.
Gledek Lanjeng terakhir kali diperbaiki pada tahun 1991 yang memaksa masyarakat tiga desa itu terisolir selama berbulan-bulan. Warga harus memutar sejauh 17 KM melintasi Kecamatan Socah untuk menuju ke Kota Bangkalan.
“Kami tidak ingin ketika bangun tidur di waktu Subuh, jembatan sudah ambrol. Kami juga berpikir untuk kembali menempuh jarak 17 KM, selain jalan berlubang juga keamanan karena di jalur-jalur alternatif suasana sepi permukiman warga,” tegas Ra Hasan.
Ingatan Ra Hasan kembali terngiang ‘petaka’ di tahun 1991 saat perbaikan jembatan. Masyarakat Desa Sembilangan yang terdekat dengan jembatan kala itu, mendatangi para pekerja proyek.
Karena selain pekerjaan yang lama, para pekerja membuat gaduh di malam hari dengan menabuh semua barang yang ada.
“Sehingga menimbulkan suara gaduh. Setelah ditanya warga, ternyata para pekerja itu belum digaji sehingga membuat kegaduhan. Warga juga sumpek karena harus ngojek akibat jembatan putus, angkot dari kota terhenti di depan jembatan yang putus karena dalam perbaikan,” terang Ra Hasan.
Jembatan Gledek Lanjeng memang menjadi satu-satunya akses menuju kawasan pesisir Barat Kota Bangkalan yang saat ini tengah digadang sebagai kawasan industri kemaritiman oleh Pemkab Bangkalan.
Bahkan dalam perkembangannya, langkah pemkab semakin mantap menjadikannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Kemaritiman. Seperti halnya Batam, Cilegon, dan Tanjung Priok.
Jembatan Sembilang atau Gledek Lanjeng
kerusakan jembatan ke KEK
KEK kemaritiman Bangkalan
jembatan industri rawan ambruk
anggaran renovasi jembatan kecil
Dinas PUPR Bangkalan
Bangkalan
Kemenag Banyak Penyelewengan, Bos Travel Bangkalan Yakin KHU Fokus Layani Haji Secara Transparan |
![]() |
---|
Bupati Bangkalan Warning Perusahaan Besar Agar Rekrut Tenaga Lokal, BLK Juga Wajib Naik Level |
![]() |
---|
Belum Ada Transisi Layanan Haji ke Kementrian Haji dan Umrah, Kemenag Bangkalan Jamin Data CJH Aman |
![]() |
---|
Gresik United Bakal Gelar Uji Coba dengan Perseba Bangkalan |
![]() |
---|
Setelah Sumenep, Bangkalan Mati-Matian Cegah Status KLB Campak Setelah 1 Dari 548 Suspek Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.