Setelah Sumenep, Bangkalan Mati-Matian Cegah Status KLB Campak Setelah 1 Dari 548 Suspek Meninggal
Pertemuan itu sebagai cara mempertebal kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) atas sebaran wabah campak di Bangkalan
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Sumenep, sekarang pantas membuat jajaran Pemkab Bangkalan berkeringat dingin.
Karena wabah di Sumenep sebenarnya juga tengah terjadi di Bangkalan selama periode Januari-Agustus 2025 bahkan ada satu orang terjangkit dan meninggal.
Fakta itu terungkap saat para kepala puskesmas se-Kabupaten Bangkalan mengikuti rapat koordinasi (rakor)bersama Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) yang dipimpin langsung Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Nur Chotibah, Selasa (26/8/2025).
Pertemuan itu sebagai cara mempertebal kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) atas sebaran wabah campak di Bangkalan.
Ini juga menjadi perencanaan guna mempersempit ruang penyebaran virus campak, sekaligus menghindarkan Bangkalan masuk status KLB Campak.
“Dari kasus suspek campak sebanyak 548 selama periode Januari-Agustus, 60 orang dinyatakan positif. Tetapi Alhamdulillah mereka sudah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal Januari kemarin,” ungkap Nur Chotibah di sela rapat koordinasi bersama 22 kepala puskesmas di Aula Dinkes Bangkalan.
Jumlah 548 suspek campak itu berbeda dengan data jumlah yang dimiliki RSUD Syamrabu Bangkalan.
Selama periode Januari-Agustus 2025, RSUD telah merawat sebanyak 275 pasien campak, 50 di antaranya dirawat selama Agustus tahun ini dan ada 17 balita terindikasi suspek berdasarkan gejala klinis.
“Data yang dipaparkan teman-teman rumah sakit itu berdasarkan gejala klinis berdasarkan hasil observasi. Namun kami mempunyai definisi khusus, untuk menentukan kasus campak harus dilakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu terhadap spesimen. Dilanjutkan tim surveilans P2PL mengirim spesimen pasien suspek campak ke BBLK untuk menentukan positif atau tidak,” ungkap Nur Chotibah.
Hasil dari rapat koordinasi bersama 22 kepala puskesmas, lanjutnya, disepakati bahwa semua personel tenaga kesehatan mulai dari seluruh puskesmas, empat bidang serta kesekretariatan di dinkes akan turun ke lapangan untuk melakukan penelusuran terhadap balita yang terindikasi atau suspek maupun yang sakit.
“Saya juga turun besok dengan menyasar balita berusia 9-18 bulan. Dengan harapan KLB campak tidak terjadi di Bangkalan. Persentase capaian imunisasi oleh 22 puskesmas sudah sekitar 90 persen,” pungkas Nur Chotibah. *****
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.