Berita Viral

Desak Agar Kades Kohod Jadi Tersangka Pagar Laut Tangerang, PP Muhammadiyah: Dikhawatirkan Kabur

Kasus pagar laut Tangerang yang menyeret Kades Kohod, Arsin, jadi sorotan berbagai pihak termasuk Muhammadiyah. Desak jadi tersangka.

kolase youtube Tribunnews dan Kohod TV
KABAR KADES KOHOD - (kanan) Tangkap layar Kades Kohod, Arsin, saat ikut meninjau pagar laut Tangerang, Jumat (24/1/2025). Muhammadiyah kini mendesak Bareskrim menetapkan Kades Kohod jadi tersangka. 

Adapun Arsin telah membantah video yang menimbulkan spekulasi dalam kasus pemagaran laut tersebut.

Relokasi Warga ke Tempat Kebanjiran Diprotes

Selain itu, Kades Kohod diduga tak hanya berperan mengurus sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di area pagar laut Tangerang. 

Kades Kohod ternyata berperan merelokasi sejumlah warga Tanjung Burung, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang ke Desa Kalibaru. 

Relokasi yang dilakukan sejak 2024 bukannya menyelesaikan masalah, namun justru menimbulkan masalah baru bagi warga. 

Tanah relokasi yang disediakan oleh Arsin kini terendam banjir setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. 

Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung mengeluhkan kondisi tanah yang dinilai kurang layak, terutama saat musim hujan.

Diakui, lokasi tempat tinggal mereka sebelumnya tidak pernah mengalami banjir.

"Di sana (Tanjung Burung) enggak pernah banjir. Tapi di sini (tanah relokasi) malah tingginya se-paha," ujar Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung, saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/1/2025).

KEHIDUPAN KADES KOHOD - (Kiri) Arsin, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten. (kanan) Kades Kohod saat meninjau area Pagar Laut Tangerang, Jumat (24/1/2025).
KEHIDUPAN KADES KOHOD - (Kiri) Arsin, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten. (kanan) Kades Kohod saat meninjau area Pagar Laut Tangerang, Jumat (24/1/2025). (Kolase tangkap layar Kompas TV dan Kompas.com/Acep Nazmudin)

Ilham menjelaskan, tanah relokasi tersebut dulunya adalah sawah yang diuruk dan dijadikan tempat tinggal oleh Arsin.

"Di sini mah tadinya sawah terus dijadikan tempat relokasi buat warga yang di Tanjung Burung. Ini tuh urukan baru," tambahnya.

Warga tersebut menyayangkan kondisi tanah yang diberikan oleh Kades Arsin.

Meskipun rumahnya hampir selesai dibangun, banjir memaksa tukang untuk menghentikan pekerjaan.

"Rencananya sebelum Lebaran itu sudah harus ditempati, tapi karena banjir gini ya jadi bingung. Banyak yang mau pindah juga," keluhnya.

Saat Kompas.com mengunjungi lokasi, terdapat sekitar 20 rumah yang terendam banjir akibat hujan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved