Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Beda Pengakuan Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar dan Pihak Rektorat, Kuak Kebohongan Andi Ibrahim

Penyidikan kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin masih berjalan, namun ada pengakuan yang berbeda antara pihak rektorat dan pelaku. 

Editor: Musahadah
kolase youtube TV One
Wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar Prof Kamaluddin mengungkap kebohongan Andi Ibrahim, bos sindikat uang palsu. 

Artinya setiap produksi Rp 100 juta, dia akan diberi Rp 10 juta.

"Katanya, nanti saya juga akan dibelikan tanah dan rumah," akunya. 

Hingga sampai ditangkap, Syahruna mengaku sudah mendapat Rp 12 juta dari jasa pembuatan uang palsu tersebut. 

Di bagian lain, Mubin, karyawan lain mengaku dijanjikan keuntungan besar oleh Andi Ibrahim, jika dia mau mengedarkan uang palsu. 

"November saya diminta ke ruang beliau, untuk melihat (uang palsu). Awalnya gak tahu melihat apa. Setiba saya disana, ngobrol santai, diperlihatkan uang. Saya dikasih pegang," katanya. 

Kepada Mubin, Andi Ibrahim tidak menyebut itu uang palsu, tapi yang layak edar.

Andi Ibrahim pun mempraktikkan hasil tes UV pada uang palsu produksinya itu, ternyata timbul semua. 

Setelah itu, Mubin diminta mengedarkan dengan perhitungan 1:3 dari Andi Ibrahim, lalu dilepas ke orang lain dengan hitungan 1:2. 

Artinya dari Rp 1 juta, dia mendapat Rp 1,5 juta. 

"Awalnya khawatir juga, karena faktor kebutuhan ya terpaksa saya ambil. Awalnya saya dikasih 1 juta. saya pakai untuk kebutuhan.
Pecahannya 100 ribu semua," katanya. 

Hingga ditangkap, Mubin mengaku sudah mendapat sekira Rp 4 juta dari mengedarkan uang palsu tersebut. 

Mirip Uang Produksi BI

Annar Sampetoding, tersangka otak sekaligus inisiator sindikat uang palsu di UIN ALauddin Makassar.
Annar Sampetoding, tersangka otak sekaligus inisiator sindikat uang palsu di UIN ALauddin Makassar. (kolase tribun timur)

Terungkap penyebab sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar baru dibongkar setelah dua tahun beroperasi. 

Hal ini beralasan karena uang palsu yang dibuat sindikat pimpinan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim itu sangat mirip dengan uang asli  produksi Bank Indonesia.

Menurut Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono, masyarakat awam mudah terkecoh dengan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim.

"Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu," ujar Irjen Yudhiawan Wibisono.

Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan, selama dua tahun, mulai 2022 hingga 2024, sindikat ini telah mengedarkan uang palsu buatannya ke sejumlah wilayah di Makassar.

Baca juga: Sumber Kekayaan Annar Sampetoding Tersangka Otak Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar, Ini Bisnisnya

"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," kata Irjen Yudhiawan Wibisono.

Uang palsu itu diproduksi di perpustakaan UIN Alauddin Makassar dengan mesin yang dibeli Annar Sampetoding seharga Rp 600 juta dari Tiongkok. 

Tak hanya sebagai donator atau pemberi modal, Annar Sampetoding alias ASS juga memberi ide atau inisiator dan memberi perintah kepada Andi Ibrahim Cs.

 
Hal tersebut diungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel Kombes Pol Dedi Supriyadi didampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Irwasda dan Kabidhumas, saat Rilis Akhir Tahun di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (30/12/2024).

"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu," kata Kombes Pol Dedi Supriyadi.

"Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, kemudian memberi perintah. Dan itu aja intinya," jelasnya.

Kombes Dedi Supriyadi tidak menjelaskan lebih jauh terkait peran Annar Sampetoding tersebut.

"Karena itu nanti kalau saya jelaskan lebih lanjut, masuk dalam materi penyidikan," jelasnya.

Diketahui ASS kini berada di RS Bhayangkara Makassar pasca ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Gowa.

Ia mengeluh sakit, jelang penyidik akan melakukan penahanan.

Annar Sampetoding sakit setelah ditetapkan tersangka kasus produksi uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.

Annar dilarikan ke rumah sakit oleh penyidik Polres Gowa, setelah mengeluh sakit.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak yang dikonfirmasi membenarkan kondisi Annar.

"Iya dibawa ke rumah sakit," kata AKBP Reonald Simanjuntak kepada tribun, Sabtu (28/12/2024) malam.

Menurut Reonald, mendapatkan perawatan di rumah sakit sudah menjadi hak bagi seseorang meski telah ditetapkan tersangka.

"Jadi haknya memang tersangka apabila sakit, kita bantarkan," jelas mentan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini.

Meski demikian, Reonald mengaku belum tahu pasti sakit yang diderita Annar.

"Ini sementara diperiksa (di RS Bhayangkara), saya sementara di rumah sakit juga ini," jelasnya.

Diketahui, Annar ditetapkan tersangka oleh penyidik Reskrim Polres Gowa, setelah diperiksa 1x24 jam.

Sebelumnya Annar diperiksa maraton di Polres Gowa, terkait kasus pabrik uang palsu UIN Alauddin.

Annar disebut tiba di Polres Gowa, Kamis (26/12/2024) sekira pukul 19.00 Wita, didampingi pengacara atau pendamping hukumnya.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, Annar diperiksa hingga pukul 04.00 Wita.

"Yang pasti tadi malam sampai jam 4 subuh (diperiksa), (kemudian) istirahat, nanti kita lanjutkan lagi," kata AKBP Reonald Simanjuntak ditemui wartawan, Jumat (27/12/2024) siang.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved