Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Nasib Investor Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Terancam Dijemput Paksa, Ternyata Belum DPO

Begini lah nasib ASS (inisial), pengusaha yang diduga terlibat sindikat uang palsu di UIN Alauddin, Makassar.  Ternyata belum DPO.

Editor: Musahadah
kolase Tribun Medan dan Tribun Timur
ilustrasi dan uang palsu di UIN Alauddin Makassar. ASS, terduga investor pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar ternyata belum ditetapkan DPO. 

SURYA.co.id - Begini lah nasib ASS (inisial), pengusaha yang diduga terlibar sindikat uang palsu di UIN Alauddin, Makassar. 

ASS diduga memegang peran penting sebagai investor dari pabrik uang palsu di UIN Alauddin, Makassar. 

Meski demikian, hingga kemarin ASS belum juga ditangkap dan tidak dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO). 

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, polisi saat ini telah menetapkan tiga orang berstatus DPO.

Namun, dari tiga orang DPO itu, tidak termasuk ASS. 

Baca juga: Sosok 3 Terduga Pelaku yang Jadi Bos Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar, Siapa Paling Berperan?

"Masih sama seperti kemarin 3 DPO. ASS ini belum DPO. Jadi ASS ini di luar dari 3 orang DPO," tambah AKBP Reonal Simanjuntak.

Identitas dua DPO saat ini sudah dikantongi pihak kepolisian.

Ia memastikan sudah melakukan pengejaran terhadap ketiga DPO.

Polisi juga telah melayangkan surat panggilan kedua terhadap ASS.

Pada pemanggilan pertama, ASS mangkir dari panggilan polisi.

Sehingga penyidik melayangkan panggilan kedua.

"Sebagai penyidik maka sudah kita layangkan surat panggilan pemeriksaan kedua. Kami berharap yang bersangkutan (ASS) kooperatif agar segera didapatkan keterangannya," ujarnya.

Mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini mengaku ASS merupakan orang yang berpendidikan.

Sehingga diharapkan patuh terhadap hukum.

Apabila ASS kembali mangkir dari panggilan polisi, maka akan dilakukan penjemputan paksa.

"Kalau aturannya adalah panggilan pertama tidak datang panggilan kedua pun bisa kami jemput paksa. Dengan surat perintah membawa. Tetapi kami berharap beliau (ASS) lebih kooperatif," ucapnya

Keterangan ASS dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan penyidik dalam kasus sindikat uang palsu tersebut.

"Tolong hadir dan berikan keterangan yang kami butuhkan dalam pemeriksaan ini," jelasnya

Peran Sentral ASS

ASS diketahui memiliki peran sentral kasus uang palsu di UIN Alauddin, Makassar.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024) siang.

Awalnya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar

Namun karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.

Gelagat Janggal ASS

Mesin cetak berukuran besar itu diangkut menggunakan forklift oleh Andi Ibrahim dan komplotannya.
Mesin cetak berukuran besar itu diangkut menggunakan forklift oleh Andi Ibrahim dan komplotannya. (Tribunnews)

ASS diketahui bergelagat janggal seusai polisi mengungkap sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

Sejak pekan lalu, ponsel milik ASS tidak aktif lagi.

Oleh teman-temannya, ASS dikenal aktif berkomunikasi melalui ponsel.

Namun, sejak namanya menjadi pembicaraan publik luas, ASS pun bak ditelan bumi.

Baca juga: Sosok 3 Terduga Pelaku yang Jadi Bos Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar, Siapa Paling Berperan?

Tiba-tiba saja ponsel ASS tidak dapat dihubungi, baik melalui panggilan telepon maupun pesan singkat.

Oleh polisi, ASS sosok familiar di Kota Makassar, bahkan se-Sulawesi Selatan.

Sejak akhir pekan lalu, Tribun.timur.com (grup SURYA.co.id) sudah mengonfirmasi tiga nomor kontak ASS, namun gagal.

Konfirmasi terakhir Tribun Timur Makassar soal kasus uang palsu, hingga Senin (23/12/2024) pukul 16.00 Wita juga tak kunjung dibalas.

ASS dituding ikut terlibat dalam kasus sindikat peredaran dan pembuatan uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.

Baca juga: Nasib M yang Disebut Jadi DPO Sindikat Uang Palsu di Kampus UIN Makassar, Meninggal karena Syok

Polisi menyebut ASS lah yang mendanai mesin cetak uang palsu senilai Rp600 juta.

Sebelumnya, terungkap tersangka Andi Ibrahim ternyata bukan tersangka utama. 

Ada salah satu investor yang mendanai pabrik uang palsu yang telah berproduksi sejak tahun 2010. 

Investor ini adalah seorang pengusaha top asal Makassar berinisial ASS.   

Nama ASS diungkap Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.

Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah milik ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, dikutip Tribun-Timur.com.

Lanjut Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli ASS seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Baca juga: Tabiat Andi Ibrahim Bos Sindikat Uang Palsu di Kampus UIN Makassar, Pantesan Mahasiswa Tak Percaya

Polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN.

Siapa sebenarnya ASS? 

ASS adalah pengusaha asal Sulsel.

Pada Pilkada 2024, dia sempat menjadi Bakal Calon (Balon) Gubernur Sulsel, namun gagal menjadi calon Gubernur Sulsel karena tak ada partai yang mendukung.

Saat itu, dia didorong sejumlah pihak menjadi bakal calon demi melawan skenario kotak kosong di Pilgub Sulsel.

ASS juga merupakan kerabat salah satu mantan perwira tinggi Polri asal Sulsel berpangkat terakhir inspektur jenderal.

Kini ASS jadi incaran polisi.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved