Berita Situbondo

Klarifikasi Dinkes Soal Puluhan Siswa SD Islam Al Abror Situbondo Diduga Kena Monkeypox/Cacar Monyet

Sebanyak puluhan siswa SD Islam Al Abror Situbondo diduga terpapar virus cacar monyet atau monkeypox.

|
Penulis: Izi Hartono | Editor: irwan sy
izi hartono/surya.co.id
Tim Dinkes Situbondo saat mendatangi SD Islam Al Abror. Sebanyak puluhan siswa SD Islam Al Abror diduga terpapar virus cacar monyet atau monkeypox. 

SURYA.co.id, Situbondo- Sebanyak puluhan siswa SD Islam Al Abror Situbondo diduga terpapar virus cacar monyet atau monkeypox.

Siswa yang diduga terjangkit penyakit cacar monyet itu tidak masuk sekolah dan melakukan kegiatan belajar dari rumahnya masing masing.

Untuk memastikan penyebaran virus itu, Dinas Kesehatan Situbondo menerjun timnya ke SD Islam Al Abror.

Kepala sekolah SD Islam Al Abror Situbondo, Sandy Arief Oriana, membenarkan siswanya banyak yang diduga terjangkit penyakit cacar tersebut.

Pihaknya baru memgetahui penyakit yang menjangkiti siswanya itu sejak satu minggu yang lalu.

"Baru diketahui satu Minggu yang lalu, saat beberapa wali murid memeriksakan putranya ke salah satu dokter anak, baru diketahui jika terjangkit," ujar Sandy Arief, Rabu(11/9/2024).

Selain itu, Sandy juga mengatakan jika dengan kondisi dan situasi yang memang siswa banyak yang terpapar cacar monyet, sehingga demi keamanan bersama.

"Ini ada beberapa juga yang terpapar cacar monyet, maka dari siswa belajar di rumah melalui daring zoom.

Hasil koordinasi dengan beberapa pihak, itu pengawas bidang pendidikan Al-Abror, korwil dan dinas pendidikan kami diizinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar daring melalui zoom, dan secara offline penugasan selama 5 hari," katanya.

Upaya ini dilakukan dengan harapan dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit cacar monyet.

"Di sekolah lain juga ada yang daring tapi tidak keseluruhan. Karena kami di beberapa jenjang dati kelas 1 sampai kelas 6 sudah terpapar, dikhawatirkan dalam aktivitas pembelajaran maupun anak-anak bermain di lingkungan sekolah ini dapat terpapar virus cacar," jelas Kepala Sekolah SD Islam Al Abror Situbondo itu.

Oleh karena itu, Sandy mengimbau  kepada wali murid untuk menjaga interaksi dengan lingkungan sekitar akan tidak semakin mewabah.

Tidak hanya itu, Sandy menduga menyebarnya penyakit cacar di SD Islam Al Abror, dikarenakan ada salah satu siswa yang memang terpapar.

Namun karena dianggap sudah sembuh maka anak tersebut tetap masuk, tapi ternyata belum sembuh total sehingga diduga menyebar ke temannya.

Selain 20 siswa, lanjut Sandy juga ada satu Guru juga terpapar cacar serta beberapa guru lainnya sudah kelihatan gejala terpapar juga.

"Untuk mencegah penyebaran selain daring,  juga dilakukan penyemprotan Disinfektan di seluruh ruangan kelas dan lingkungan sekolah Al-Abror," ucapnya.

Sandi mengaku dirinya memprediksi jumlah siswanya yang terpapar akan bertambah banyak, maka pihaknya sekolah tetap menyarankan siswa belajar secara daring.

"Ya prediksi saya jumlah akan bertambah," tukasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr Sandi Hendrayono, membantah kalau penyakit yang menjangkiti puluhan siswa itu diduga penyakit cacar monyet.

"Itu bukan cacar monyet dan itu penyakit cacar biasa," imbuh Sandi.

Menurut dr Sandi, pihaknya telah menurunkan tim ke sekolah itu untuk memastikan itu bukan cacar monyet.

"Kita melakukan penyelidikan epenopologi untuk memastikan apa yang terjadi di sekoah itu," katanya.

Saat ditanya memastikan itu bukan cacar monyet, Sandi menjelaskan secara klinisnya sudah tampak serta foto siswa yang dikirimnya bukan penyakit cacar monyet.

"Kalau cacar monyet bukan seperti itu gejala klinisnya," tukasnya.

Gejala awal penyakit itu, sambungnya, seperti disundut rokok, panas dan kondisi tubuhnya lemas.

Untuk itu, kata Sandi, pihaknya berharap agar menjaga kebersihan, karena ini memang penyakit menular dan agar yang terjangkit penyakit itu diisolasi serta yang sakit tidak masuk sekolah sampai betul sembuh.

"Jika ada gelaja apapun segera menghubungi petugas keesehatan yang ada di wilayah dan saya menunggu laporannya, biar kami bisa memantau penyebaran penyakit ini," kata Sandi.

Setelah mendapatkan data, maka pihak Dinkes akan melakukan upaya intervensi dengan memberikan obat obatan sesuai gejala yang dialaminya.

"Misalnya panas, ya kita beri obat panas dan obat antibiotik dan vitamin," jelasnya.

Cepat menyebarnya penyakit itu, kata Sandi, karena disebabkan virus, namun selain itu dikarenakan faktor ketahanan tubuhnya yang kurang stabil.

"Banyak sekolah yang siswanya terjangkit cacar dan tidak meluas, karena ketahanan anak memang berbeda," bebernya.

Sejauh ini, Sandi menerangkan untuk sementara data yang dilaporkan banyak ke Dinkes itu, masih siswa SD Islam Al Abror.

"Penyakit ini cepat menular akibat bersentuhan antar kulit dan cairanya yang bikin menyebar," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved