Dekan FK Unair Dicopot

4 Fakta Kasus Pencopotan Dekan FK Unair Prof Budi Santoso yang Kini Berakhir Damai dan Dibatalkan

Terungkap fakta-fakta kasus pencopotan dekan Fakultas Kedokteran Unair yaitu Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER, diduga karena menolak dokter asing.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID/Sulvi Sofiana
Rektor Unair Prof Moh Nasih SE MT Ak (kanan) bersama Dekan FK Unair Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER (kiri), Selasa (9/7/2024). 

Puluhan karangan bunga nampak memenuhi halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya, Kamis (4/7/2024).

Karangan bunga tersebut terus berdatangan sejak kabar Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER, Dekan FK Unair dicopot pada Rabu (3/7) sore.

Karangan bunga yang berasal dari alumni, mahasiswa dan civitas akademik FK Unair tersebut bertuliskan ucapan turut berduka cita dan prihatin atas hilangnya kebebasan berpendapat di dunia pendidikan dan kedokteran, hingga hashtag save Prof Bus, dan save FK Unair.

Alumnus FK Unair, dr Moh Agung Marzah mengungkapkan karangan bunga ini berasal dari alumni yang tidak dapat hadir dalam Aksi Damai yang digelar siang ini, Kamis (4/7/2024).

"Karena sedang pelayanan yang tidak terjadwal istirahat seperti operasi atau emergensi dan yang berada di pelosok negeri, para alumni dengan inisiatif sendiri ikut berduka cita kebebasan berpendapat dibungkam,"ungkap pria yang juga koordinator lapangan Aksi Damai ini.

Puluhan karangan bunga tersebut turut melengkapi Aksi Damai yang bertajuk 'Save Prof BUS Dekan Kita, Save Dokter Indonesia'.

Dalam aksi yang diikuti puluhan dokter ini disampaikan dua tuntutan.

Pertama yaitu meminta mengembalikan Prof Bus, sapaan karib Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER sebagai Dekan FK Unair.

Kedua meminta diberikannya kebebasan berpendapat untuk seluruh akademisi dan dokter Indonesia.

4. Prof Bus Surati Rektor

Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER (Prof Bus) mendatangi Rektorat Universitas Airlangga untuk mengirimkan surat kepada Rektor Universitas Airlangga (Unair) berisi permintaan penjelasan alasan pemberhentiannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK), Senin (8/7/2024).

Hal ini dilakukan Prof Bus lantaran di dalam surat keputusan pemberhentian jabatan yang ia terima pada Rabu (3/7/2024) tidak dicantumkan alasan pemberhentiannya.

Tak sendiri, Prof Bus didampingi Tim Advokasi untuk Kebebasan Akademik (TATAK) ketika ditemui wartawan di halaman Rektorat Kampus C.

Namun, Prof Bus enggan memberikan komentar di kampus C dan meminta konferensi Pers di FK Unair yang berada di kampus A.

Sayangnya setibanya di kampus A, luar kampus area kampus disterilkan dari wartawan, sehingga konferensi pers diadakan di bahu jalan kampus A.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved